Iframe sync

Minggu, 01 September 2024

TATA CARA SHOLAT DAN ARTINYA

 


TATA CARA  Shalat Lengkap dengan artinya

Tuntunan Shalat Lengkap dengan artinya

Shalat ialah menghadapkan hati kepada Allah Swt dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dan ditentukan menurut syarat-syarat yang sudah ditentukan syara’.


Banyak dalil yang mewajibkan perintah shalat ini baik dalam Al-Quran maupun hadits, salah satunya perintah untuk mendirikan shalat dalam Quran Surat AL-Baqarah ayat 43: 


وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ

Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'."

Selain itu, shalat juga merupakan amalan yang pertama kali akan dihitung kelak di akhirat nanti sebelum amalan-amalan lainnya. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang ditulis oleh Imam Malik bin Anas al-Ashbahi al-Madani (179 H) dalam karyanya Muwattha’ al-Imam Malik (juz 1, hal. 173) disebutkan:


Tata Cara Shalat Jenazah Ghaib: Dalil, Niat, dan Syaratnya

   أَوَّل مَا يُنْظَرُ فِيهِ مِنْ عَمَلِ الْعَبْدِ الصَّلَاةُ. فَإِنْ قُبِلَتْ مِنْهُ، نُظِرَ فِيمَا بَقِيَ مِنْ عَمَلِهِ. وَإِنْ لَمْ تُقْبَلْ مِنْهُ، لَمْ يُنْظَرْ فِي شَيْءٍ مِنْ عَمَلِهِ   

Artinya, “Amal yang pertama kali dinanti-nantikan (di akhirat kelak) adalah amal shalat. Bila shalat dinyatakan diterima, maka ada harapan untuk menunggu keputusan amal yang lain. Namun, bila tak diterima, maka tiada gunanya menanti amal-amal lainnya.”


Berikut tuntunan lengkap shalat lima waktu lengkap dengan bacaannya: 

1.    Takbiratul ihram 

أَللهُ أَكْبَر 

Allâhu Akbar 

“Allah Maha Besar”

2.    Memasang niat berbarengan dengan takbiratul ihram. 


Niat Sholat Subuh

أصلي فرض الصبح ركعتين مستقبل القبلة أداء/مأموما/إماما لله تعالى

Usholli fardhol subhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa

Artinya: "Saya berniat sholat fardu subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".


Niat Sholat Dzuhur

أصلي فرض الظهر أربع ركعات مستقبل القبلة أداء/مأموما/إماما لله تعالى

Usholli fardhol zuhri arba'a roka'aati mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya: "Saya berniat sholat fardu zuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".


Niat Sholat Asar

أصلي فرض العصر أربع ركعات مستقبل القبلة أداء/مأموما/إماما لله تعالى

Usholli fardhol ashri arba'a roka'aati mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'ala.

Artinya: "Saya berniat sholat fardu asar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".


Niat Sholat Maghrib

أصلي فرض المغرب ثلاث ركعات مستقبل القبلة أداء/مأموما/إماما لله تعالى

Usholli fardhol magribi tsalasa rok'aati mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'ala.

Artinya: "Saya berniat sholat fardu magrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/Ma'mum karena Allah Ta'ala/Imam karena Allah Ta'ala".


Niat Sholat Isya

أصلي فرض العشاء أربع ركعات مستقبل القبلة أداء/مأموما/إماما لله تعالى

Usholli fardhol 'Isya i arba'a roka'aati mustaqbilal qiblati adaa an (sholat sendiri)/Ma'muuman (menjadi ma'mum)/Imaaman (menjadi imam) Lillaahi Ta'aalaa.


3.    Membaca doa iftitah

اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ


Allaahu akbar Kabiroo Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin 

Artinya: "Allah maha besar, maha sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian yang sebanyak-banyaknya. Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku kepada zat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semuanya untuk Allah, penguasa alam semesta. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang-orang yang muslim."


4.    Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat. 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

bismillāhir-raḥmānir-raḥīm


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn


الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

ar-raḥmānir-raḥīm


مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

māliki yaumid-dīn


اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn


اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ

ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm


صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ

ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn


5.    Ruku’

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Subhana rabbiyal 'adhimi wa bihamdihi.

Artinya: “ Maha Suci Rabbku yang maha Agung dan maha terpuji.”


6.    I’tidal (berdiri setelah ruku’) sambil membaca:


سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami'allahu liman hamidah.

Artinya: “ Aku mendengar orang yang memuji-Nya.”


Kemudian saat berdiri dilanjutkan membaca: 

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du.

Artinya: “ Ya Allah Tuhan Kami, Bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.”


7.    Sujud sambil membaca: 

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Subhana rabbiyal a’laa wa bi hamdih

Artinya: Mahasuci Rabbku Yang Mahatinggi dan pujian untuk-Nya (HR. Abu Daud).


8.    Duduk di antara dua sujud sambil membaca: 

بِّ اغْفِرْلِىْ وَارْحَمْنِىْ وَاجْبُرْنِىْ وَارْفَعْنِىْ وَازُقْنِىْ وَاهْدِنِىٌ وَعَا فِنِىْ وَاعْفُ عَنِّىْ

Rabighfirlii, Warhamnii, Wajburnii, Warfa’ni, Warzuqnii, Wahdini, Wa’aafinii, Wa’fuannii

Artinya," Ya Allah, ampunilah dosaku, rahmatilah aku, perbaikilah aku, berikanlah aku rezeki dan angkatlah derajatku."

 

9.    Membaca Tasyahud awal: 

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ،

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. Assalaamu'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu'alaina wa'alaa ibaadillaahishaalihiin. Asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammad Rasuulullaah. Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa muhammad. 

Artinya: "Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah. Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. 


10.    Disempurnakan dengan membaca shalawat Nabi setelah tasyahud awal: 

Bacaan tasyahud akhir sama dengan tasyahud awal yang ditambah dengan shalawat nabi. 

‎وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيمَ، وَ بَارِكْ عَلٰى مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِ  سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلٰى آلِ  سَيِّدِ نَا إِبْرَاهِيمَ،  فِى الْعَا لَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ


Wa alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa shallaita 'alaa sayyidinaa Ibraahim wa'alaa aali sayyidinaa ibraahim wabaarik 'alaa sayyidinaa muhammad wa 'alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa baarakta 'alaa sayyidinaa ibraahiim wa 'alaa aali sayyidina Ibraahiim fil'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya : "Ya Allah. Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia".


11.    Membaca salam. 


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Assalaamu alaikum wa rahmatullah

Artinya: "Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.


Secara umum, shalat fardhu lima waktu ini memiliki cara pelaksanaan yang sama satu dengan lainnya. Hanya saja, perbedaannya terletak pada niat, jumlah rakaat, dan waktunya. 

Share:

DOA MASUK DAN KELUAR MASJID


 1. Doa Masuk Masjid:

Bismillaah, Allaahummaftah lii abwaaba rahmatik.
(Dengan nama Allah, ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).

2. Doa Keluar Masjid:

Bismillaah, Allaahumma innii as’aluka min fadhlik.
(Dengan nama Allah, ya Allah, sesungguhnya aku memohon keutamaan dari-Mu).

Share:

DOA MASUK DAN KELUAR KAMAR MANDI

 


1. Doa Masuk Kamar Mandi:

Bismillaah, Allaahumma innii a'uudzu bika minal khubutsi wal khabaa'its.
(Dengan nama Allah, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan).

2. Doa Keluar Kamar Mandi:

Ghufraanak. Alhamdulillaahilladzii adzhaba 'annii al-adzaa wa 'aafaanii.
(Aku memohon ampunan-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran dari diriku dan memberikan kesejahteraan).

Share:

Minggu, 18 Agustus 2024

CARA MENGAKTIFKAN GELOMBANG OTAK

 


Mengaktifkan gelombang otak biasanya merujuk pada upaya untuk meningkatkan aktivitas otak dengan cara tertentu, seperti meditasi, latihan fisik, atau penggunaan teknik khusus. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Meditasi dan Relaksasi

Meditasi membantu menenangkan pikiran dan mengatur pola gelombang otak. Teknik pernapasan dalam dan meditasi mindfulness dapat merangsang gelombang alfa yang terkait dengan relaksasi. Meditasi gamma: Berbagai jenis meditasi dan latihan pernapasan dapat meningkatkan produksi gelombang gamma. 

Meditasi delta: Meditasi dapat membantu menenangkan pikiran dan menimbulkan rasa damai, yang dapat meningkatkan gelombang otak delta. Meditasi tidur, yang bertujuan untuk mencapai kondisi tidur lebih nyenyak, dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan gelombang otak delta. 

Meditasi theta: Meditasi dapat membantu menenangkan pikiran dan memusatkan perhatian, yang dapat meningkatkan kadar theta jika ternyata terlalu rendah. Jenis meditasi tertentu yang berfokus pada napas atau mantra bisa sangat membantu memulihkan keseimbangan gelombang theta. 

2. Mendengarkan Musik Binaural Beats

Binaural beats adalah jenis musik yang dirancang untuk merangsang gelombang otak tertentu. Misalnya, frekuensi tertentu dapat membantu meningkatkan fokus atau relaksasi.

Musik

Rangsangan pendengaran seperti musik atau binaural beats dapat membantu meningkatkan gelombang otak alfa dan theta. Anda dapat menggunakan headphone stereo untuk mendengarkan musik gelombang otak yang dibuat untuk merangsang frekuensi gelombang otak alfa. Anda dapat memilih daftar putar yang diatur pada frekuensi paling sesuai dengan tugas Anda dan mendengarkan selama sekitar 30 menit saat Anda mengerjakan suatu tugas.

3. Latihan Fisik

Olahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otak dan merangsang produksi endorfin, yang membantu menjaga otak tetap aktif dan sehat.

4. Konsumsi Makanan Sehat

Makanan yang kaya akan omega-3, antioksidan, dan nutrisi lain dapat membantu meningkatkan fungsi otak dan menjaga keseimbangan gelombang otak.

5. Tidur Cukup

Tidur yang cukup sangat penting untuk keseimbangan gelombang otak. Selama tidur, otak kita melalui berbagai siklus gelombang, termasuk gelombang delta yang dalam, yang penting untuk pemulihan mental.

Share:

CARA BERSEDEKAH KEPADA ORANG YANG TEPAT


8 Cara bersedekah kepada orang yang tepat dan mendapatkan keberkahannya

Bersedekah adalah hukum real tarik menarik  yang harus ada pada diri setiap manusia , bersedekah yang kita berikan mereka merasa senang dan bahagia akan mendatangkan keberkahan yang berlipat-lipat

"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak". QS. Al-Hadid: 18

1. Bersedekah kepada orangtua , mertua dan guru, adalah wajib karena kita mempunyai hutang budi yang besar kepada mereka 

2. Bersedekah kepada Saudara kandung karena masih sedarah dari orangtua yang sama

3. Bersedekah kepada tetangga  yang masih dalam kesusahan, kekurangan karena yang pertama yang akan membantu dalam suatu kondisi adalah tetangga

4. Bersedekah kepada teman sahabat yang masih kalam keadaan kekurangan dan kesusahan

5. Fakir

6. Miskin

7. Yatim

8. Dhuafa

selengkapnya kata bapak Yunus

Iframe sync
Share:

APA ITU CIPTA KARSA DAN RASA

 


 "Cipta, Roso, dan Karso" adalah konsep yang menggambarkan keseimbangan antara pikiran, perasaan, dan kehendak dalam kehidupan manusia. Berikut penjelasan masing-masing elemen tersebut:

  1. Cipta (Pikiran atau Imajinasi):

    • Definisi: Mengacu pada kemampuan berpikir, berimajinasi, dan menciptakan ide-ide baru. Cipta adalah aspek intelektual dari diri manusia yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi.
    • Contoh: Proses berpikir untuk menemukan solusi kreatif dalam menyelesaikan masalah atau menghasilkan karya seni yang orisinal.
  2. Roso (Perasaan atau Penghayatan):

    • Definisi: Mengacu pada perasaan, emosi, dan kepekaan batin. Roso mencerminkan aspek emosional dan intuitif dari diri manusia, yang berkaitan dengan bagaimana kita merasakan dan menghayati pengalaman hidup.
    • Contoh: Kemampuan untuk merasakan empati terhadap orang lain, menghayati keindahan seni, atau merasakan kebahagiaan dan kesedihan.
  3. Karso (Keinginan atau Tekad):

    • Definisi: Mengacu pada kehendak, tekad, dan niat untuk melakukan sesuatu. Karso adalah aspek volisional dari diri manusia yang berkaitan dengan motivasi dan semangat untuk bertindak dan mencapai tujuan.
    • Contoh: Keinginan kuat untuk mencapai impian, tekad untuk menyelesaikan tugas dengan baik, atau semangat untuk terus belajar dan berkembang.

Pentingnya Cipta, Roso, dan Karso

  • Keselarasan: Ketiga elemen ini harus seimbang agar seseorang dapat menjalani kehidupan yang harmonis dan bermakna. Keseimbangan antara pikiran, perasaan, dan kehendak membantu dalam pengambilan keputusan yang bijaksana dan bertindak dengan integritas.
  • Kualitas Hidup: Dengan mengembangkan cipta, roso, dan karso, seseorang dapat mencapai potensi maksimalnya, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Hal ini juga membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Penerapan dalam Kehidupan

  • Kehidupan Sehari-hari: Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat mengembangkan cipta dengan terus belajar dan berinovasi, mengasah roso dengan menjadi lebih peka dan empati terhadap orang lain, serta memperkuat karso dengan menetapkan tujuan dan bekerja keras untuk mencapainya.
  • Budaya dan Tradisi: Dalam konteks budaya Jawa, konsep ini sering diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam seni, ritual, dan pendidikan. Ini mencerminkan filosofi hidup yang holistik dan berpusat pada keseimbangan.

Dengan memahami dan menerapkan konsep "Cipta, Roso, dan Karso," seseorang dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna, harmonis, dan penuh dengan pencapaian positif.


Share:

DUNUNGE ROSO TONDONE IMAN

 


"Dunungé Roso Tondoné Iman" menggambarkan filosofi yang dalam mengenai hubungan antara perasaan, tanda-tanda iman, dan spiritualitas dalam kehidupan seseorang. Berikut penjelasan dari masing-masing elemen tersebut:

1. Dunungé Roso (Tempatnya Perasaan)

  • Definisi: Mengacu pada tempat atau posisi dari perasaan dalam diri seseorang. Dalam konteks ini, perasaan mencakup emosi, intuisi, dan kepekaan batin yang memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari.
  • Makna: Menggarisbawahi pentingnya mengenali dan memahami perasaan sebagai bagian integral dari diri manusia. Perasaan yang tulus dan jernih sering kali menjadi panduan dalam menjalani kehidupan dengan bijaksana dan beretika.

2. Tondoné (Tanda-tanda)

  • Definisi: Merujuk pada tanda-tanda atau indikator yang menunjukkan sesuatu. Dalam hal ini, tondoné mengacu pada tanda-tanda yang mencerminkan iman seseorang.
  • Makna: Menyiratkan bahwa perilaku, ucapan, dan sikap seseorang dapat menjadi tanda atau indikator dari iman yang dimiliki. Tanda-tanda ini dapat dilihat dari bagaimana seseorang berperilaku sehari-hari, terutama dalam menghadapi tantangan dan cobaan.

3. Iman (Kepercayaan atau Keyakinan)

  • Definisi: Mengacu pada kepercayaan atau keyakinan spiritual yang mendalam. Iman biasanya berkaitan dengan keyakinan kepada Tuhan atau nilai-nilai moral dan etika yang dijunjung tinggi.
  • Makna: Menunjukkan bahwa iman adalah fondasi dari perilaku dan sikap seseorang. Iman yang kuat akan tercermin dalam tindakan yang baik, perasaan yang tulus, dan tanda-tanda positif dalam kehidupan.

Makna Keseluruhan

"Dunungé Roso Tondoné Iman" menggambarkan bagaimana perasaan yang mendalam dan tulus (roso) adalah indikator dari iman yang dimiliki seseorang. Perasaan dan emosi yang jernih, serta tindakan dan perilaku yang baik, menunjukkan adanya iman yang kuat dalam diri seseorang. Dalam budaya Jawa, ini mencerminkan filosofi hidup yang menekankan keseimbangan antara perasaan, tanda-tanda perilaku, dan keyakinan spiritual.

Penerapan dalam Kehidupan

  • Refleksi Diri: Merenungkan dan memahami perasaan diri sendiri untuk menemukan tanda-tanda iman yang ada dalam perilaku sehari-hari.
  • Pengembangan Iman: Menguatkan iman melalui tindakan yang baik, ucapan yang bijaksana, dan sikap yang positif.
  • Hidup dengan Etika: Menjalani kehidupan yang seimbang dengan menggabungkan perasaan yang tulus, perilaku yang baik, dan iman yang kuat.

Dengan mengintegrasikan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat mencapai keseimbangan dan harmoni dalam menjalani kehidupan spiritual dan moral.


Share:

MENEP ING DRIYO

 


"Menep ing Driyo" (atau "Menep ing Rasa") berarti "berdiam dalam diri sendiri" atau "merenung dalam diri sendiri." Konsep ini menekankan pentingnya introspeksi dan refleksi diri sebagai cara untuk mencapai ketenangan batin, kebijaksanaan, dan pemahaman mendalam tentang diri sendiri dan kehidupan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

1. Menep (Berdiam atau Merenung)

  • Definisi: Menep berarti berdiam, merenung, atau mengambil waktu untuk berhenti sejenak dari aktivitas luar dan mengalihkan perhatian ke dalam diri.
  • Makna: Tindakan ini bertujuan untuk mencari ketenangan, ketenangan batin, dan kedamaian dengan diri sendiri. Ini adalah proses untuk menghentikan kebisingan dari luar dan mendengarkan suara hati atau intuisi.

2. Ing (Dalam)

  • Definisi: Ing adalah kata penghubung yang berarti "di" atau "dalam".
  • Makna: Menunjukkan bahwa tindakan berdiam atau merenung ini dilakukan di dalam diri sendiri, bukan di luar.

3. Driyo (Diri atau Hati)

  • Definisi: Driyo mengacu pada diri sendiri atau hati. Dalam konteks ini, berarti bagian terdalam dari diri kita yang meliputi perasaan, pikiran, dan jiwa.
  • Makna: Mengarah pada introspeksi mendalam, mengenal diri sendiri, dan memahami esensi atau inti dari keberadaan kita.

Makna Keseluruhan

"Menep ing Driyo" menggambarkan praktik introspeksi dan refleksi diri untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri. Ini adalah proses untuk menyelaraskan pikiran, perasaan, dan jiwa, serta menemukan kebijaksanaan dan ketenangan batin. Dalam budaya Jawa, praktik ini dianggap penting untuk mencapai kehidupan yang seimbang dan harmonis.

Penerapan dalam Kehidupan

  • Meditasi dan Doa: Luangkan waktu setiap hari untuk bermeditasi atau berdoa, fokus pada pernapasan, dan dengarkan suara hati.
  • Jurnal Refleksi: Menulis jurnal refleksi untuk mencatat perasaan, pikiran, dan pengalaman yang membantu dalam proses introspeksi.
  • Waktu untuk Sendiri: Ambil waktu untuk sendiri tanpa gangguan dari teknologi atau orang lain, untuk merenung dan menemukan kedamaian batin.
  • Menghargai Diri: Belajar untuk menerima dan mencintai diri sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangan.

Dengan melakukan "Menep ing Driyo," seseorang dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri, menemukan kedamaian batin, dan menjalani kehidupan dengan kebijaksanaan dan keseimbangan.


Share:

SEDULUR 4

 "Muthmainnah", "Aulamah", "Supiyah", dan "Amarah", sebenarnya berasal dari bahasa Arab dan sering digunakan dalam konteks Islam untuk menggambarkan berbagai keadaan jiwa atau nafsu manusia. Berikut adalah penjelasan masing-masing istilah tersebut:

1. Muthmainnah (Nafsu Muthmainnah)

  • Definisi: Nafsu yang tenang, damai, dan sudah mencapai ketenangan spiritual.
  • Makna: Nafsu ini menggambarkan keadaan jiwa yang sudah mencapai tingkat kedamaian dan kebahagiaan sejati karena dekat dengan Tuhan. Orang dengan nafsu muthmainnah memiliki kontrol penuh atas keinginan dan emosinya.
  • Penerapan: Seseorang dengan nafsu muthmainnah hidup dengan penuh ketenangan, kebijaksanaan, dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan dalam setiap tindakannya.

2. Aulamah (Nafsu Aulamah)

  • Definisi: Nafsu yang menggambarkan sifat rakus dan tamak.
  • Makna: Nafsu ini mencerminkan keinginan yang berlebihan terhadap materi atau kepuasan duniawi tanpa mempertimbangkan etika atau moral.
  • Penerapan: Nafsu aulamah bisa membuat seseorang menjadi serakah dan selalu ingin lebih, tanpa peduli terhadap akibatnya bagi diri sendiri atau orang lain.

3. Supiyah (Nafsu Supiyah)

  • Definisi: Nafsu yang menggambarkan keinginan terhadap keindahan dan estetika, namun bisa cenderung pada syahwat atau hawa nafsu yang tidak terkendali.
  • Makna: Nafsu ini mencerminkan kecenderungan untuk mencari kesenangan dan kepuasan sensual.
  • Penerapan: Seseorang dengan nafsu supiyah mungkin terlalu terobsesi dengan penampilan, keindahan fisik, atau kepuasan seksual, yang bisa mengarah pada perilaku tidak bermoral jika tidak dikendalikan.

4. Amarah (Nafsu Amarah)

  • Definisi: Nafsu yang menggambarkan kemarahan, agresi, dan emosi negatif.
  • Makna: Nafsu ini mencerminkan keadaan jiwa yang mudah marah, mudah tersinggung, dan cenderung bertindak agresif.
  • Penerapan: Nafsu amarah membuat seseorang mudah kehilangan kendali atas emosinya dan bisa menyebabkan konflik serta perilaku destruktif.

Kesimpulan

Keempat istilah ini menggambarkan berbagai keadaan nafsu atau jiwa manusia yang harus dikelola dan dikendalikan untuk mencapai kehidupan yang seimbang dan harmonis. Dalam konteks budaya Jawa yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam, mengelola nafsu-nafsu ini adalah bagian penting dari perjalanan spiritual seseorang.

Share:

Ilmu Tanpa Amal

"Ilmu tanpa amal" merujuk pada konsep bahwa pengetahuan atau ilmu yang dimiliki seseorang akan menjadi sia-sia atau tidak bermanfaat jika tidak diterapkan dalam tindakan nyata. Dalam banyak tradisi budaya dan agama, termasuk dalam ajaran Islam dan nilai-nilai budaya Jawa, konsep ini sangat ditekankan. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai "ilmu tanpa amal":

Makna Ilmu Tanpa Amal

  1. Ilmu: Pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang diperoleh melalui belajar, pengalaman, dan pendidikan.
  2. Amal: Tindakan nyata, perbuatan, atau praktik yang mencerminkan penerapan dari ilmu yang dimiliki.

Prinsip-Prinsip Penting

  1. Keterkaitan Ilmu dan Amal:

    • Ilmu yang tidak diamalkan dianggap tidak memberikan manfaat yang sesungguhnya. Pengetahuan seharusnya membawa perubahan positif dan diterapkan untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain.
  2. Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari:

    • Seseorang yang memiliki ilmu diharapkan menggunakan pengetahuannya untuk melakukan perbuatan baik, membantu sesama, dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna.
  3. Tanggung Jawab Moral:

    • Dengan ilmu, datang tanggung jawab untuk mengamalkannya. Tidak hanya menyimpan pengetahuan, tetapi juga menggunakannya untuk berkontribusi pada masyarakat dan memecahkan masalah yang ada.

Contoh Penerapan

  • Pendidikan: Seorang guru yang memiliki pengetahuan luas tentang pedagogi harus menerapkan metode pengajaran yang efektif di kelas untuk mendidik siswa dengan baik.
  • Kesehatan: Seorang dokter yang memiliki ilmu kedokteran harus mengamalkannya dengan memberikan perawatan yang terbaik bagi pasiennya.
  • Agama: Seorang ulama atau tokoh agama yang memahami ajaran agama harus mengamalkannya dengan memberikan teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan membimbing komunitasnya dengan bijaksana.

Pandangan dari Berbagai Tradisi

  • Islam: Dalam Islam, ilmu yang tidak diamalkan dianggap sebagai sesuatu yang tidak berharga. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon tanpa buah." (Hadits Riwayat Muslim).
  • Budaya Jawa: Dalam budaya Jawa, konsep "ngelmu iku kalakone kanthi laku" yang berarti "pengetahuan itu terjadi dengan praktik" menekankan pentingnya mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Mengamalkan Ilmu

  1. Pengembangan Diri: Mengamalkan ilmu membantu seseorang berkembang secara pribadi dan profesional.
  2. Kontribusi Positif: Menggunakan ilmu untuk membantu orang lain dan berkontribusi pada masyarakat.
  3. Kebahagiaan dan Kepuasan: Mengamalkan ilmu memberikan rasa puas dan bahagia karena dapat melihat hasil positif dari penerapan pengetahuan yang dimiliki.

Kesimpulan

"Ilmu tanpa amal" menekankan bahwa pengetahuan harus selalu disertai dengan tindakan nyata untuk memberikan manfaat yang sebenarnya. Ilmu yang diamalkan tidak hanya memperkaya diri sendiri tetapi juga memberi dampak positif pada orang lain dan lingkungan sekitar.

Share:

TEMPAT YANG COCOK UNTUK WISATA ANAK ANAK

Berikut beberapa jenis tempat wisata yang cocok untuk anak-anak:

  1. Taman Bermain: Taman bermain seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atau Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta menawarkan berbagai wahana dan atraksi yang aman dan menyenangkan untuk anak-anak.

  2. Kebun Binatang: Tempat seperti Kebun Binatang Ragunan di Jakarta atau Batu Secret Zoo di Malang menawarkan pengalaman edukatif dengan melihat berbagai jenis satwa.

  3. Taman Air (Waterpark): Taman air seperti Waterbom Bali atau The Jungle Waterpark di Bogor sangat menyenangkan untuk anak-anak dengan berbagai kolam renang dan seluncuran air.

  4. Taman Edukasi dan Sains: Tempat seperti Kidzania di Jakarta, di mana anak-anak bisa bermain peran sebagai orang dewasa dalam berbagai profesi, atau Jatim Park di Batu, yang menggabungkan hiburan dan edukasi, sangat cocok untuk anak-anak yang ingin belajar sambil bermain.

  5. Museum AnakMuseum Anak Kolong Tangga di Yogyakarta adalah contoh museum yang didedikasikan untuk anak-anak, dengan koleksi mainan tradisional dari seluruh dunia.

  6. Kebun dan TamanTaman Bunga Nusantara di Puncak atau Kebun Raya Bogor adalah tempat yang indah untuk berjalan-jalan sambil mengenalkan anak-anak pada keindahan alam.

  7. Tempat Wisata Alam: Destinasi seperti Taman Safari Indonesia di Bogor atau Bali Safari & Marine Park memungkinkan anak-anak untuk berinteraksi dengan hewan dalam lingkungan yang lebih alami.

  8. Pantai Ramah Anak: Pantai seperti Pantai Sanur di Bali atau Pantai Parangtritis di Yogyakarta biasanya memiliki ombak yang lebih tenang dan aman untuk anak-anak bermain.

Memilih tempat wisata yang cocok tergantung pada minat anak-anak dan usia mereka, tetapi tempat-tempat ini menawarkan pengalaman yang aman, mendidik, dan menghibur.

Share:

Tempat wisata yang nyaman untuk orang usia lanjut

 


Berikut beberapa jenis tempat wisata yang cocok untuk wisatawan lansia di Indonesia:

  1. Taman dan Kebun Raya:

    • Kebun Raya Bogor: Tempat yang tenang dan indah dengan udara sejuk, cocok untuk berjalan santai dan menikmati keindahan alam.
    • Taman Bunga Nusantara (Puncak): Menawarkan pemandangan bunga yang cantik dengan fasilitas yang ramah lansia, seperti kursi roda dan jalan setapak yang nyaman.
  2. Destinasi Wisata Budaya:

    • Yogyakarta: Mengunjungi Candi Prambanan atau Keraton Yogyakarta bisa menjadi pengalaman budaya yang menarik dan tidak terlalu melelahkan.
    • Bali: Menikmati keindahan pura dan budaya Bali sambil bersantai di resort yang nyaman dan ramah untuk lansia.
  3. Pantai dengan Fasilitas Nyaman:

    • Pantai Sanur (Bali): Pantai dengan ombak tenang dan fasilitas yang ramah lansia, termasuk jalur pejalan kaki yang mudah diakses.
    • Pantai Senggigi (Lombok): Pantai ini menawarkan pemandangan indah dan suasana tenang, ideal untuk lansia yang ingin bersantai.
  4. Wisata Kuliner dan Tradisional:

    • Bandung: Menikmati udara sejuk dan wisata kuliner khas, serta mengunjungi pasar tradisional atau factory outlets yang tidak terlalu ramai.
    • Solo dan Semarang: Kota-kota ini menawarkan pengalaman kuliner dan budaya yang santai, seperti menikmati soto atau gudeg, serta berjalan-jalan di kawasan kota tua.
  5. Wisata Alam dengan Akses Mudah:

    • Tangkuban Perahu (Bandung): Gunung ini memiliki akses jalan yang mudah, sehingga lansia dapat menikmati pemandangan tanpa harus melakukan banyak aktivitas fisik.
    • Danau Toba (Sumatra Utara): Danau yang indah dengan suasana tenang, cocok untuk lansia yang ingin menikmati alam sambil bersantai.
  6. Tempat Wisata Religi:

    • Masjid Istiqlal (Jakarta): Mengunjungi masjid terbesar di Asia Tenggara, cocok untuk lansia yang ingin berwisata religi.
    • Gua Maria Sendangsono (Yogyakarta): Tempat ziarah yang tenang dan damai, dengan fasilitas yang cukup ramah untuk lansia.

Memilih tempat wisata yang cocok untuk lansia sebaiknya mempertimbangkan aksesibilitas, kenyamanan, dan fasilitas yang tersedia untuk memastikan pengalaman yang menyenangkan dan tidak terlalu melelahkan.

Share:

Yang harus di hindari ketika wisata di gunung berapi

 


Berwisata di gunung berapi bisa menjadi pengalaman yang menakjubkan, tetapi ada beberapa hal penting yang harus dihindari untuk menjaga keselamatan:

  1. Mengabaikan Informasi dan Peringatan: Jangan pernah mengabaikan peringatan dari pihak berwenang atau penduduk setempat terkait aktivitas vulkanik. Selalu periksa status gunung berapi dan ikuti instruksi dari petugas.

  2. Mendekati Kawah atau Area Berbahaya: Hindari mendekati kawah atau area yang dianggap berbahaya, terutama jika ada tanda-tanda aktivitas vulkanik. Gas beracun, longsor, atau letusan mendadak bisa sangat berbahaya.

  3. Mengabaikan Peralatan Keamanan: Jangan lupa membawa peralatan keselamatan seperti masker untuk melindungi diri dari gas beracun atau debu vulkanik, dan pakaian yang sesuai untuk cuaca gunung.

  4. Tidak Mengikuti Rute yang Ditentukan: Tetap pada jalur yang ditentukan dan hindari mencoba rute baru atau yang tidak jelas. Banyak area di sekitar gunung berapi yang tidak stabil dan berbahaya.

  5. Tidak Mempersiapkan Diri dengan Baik: Jangan berangkat tanpa persiapan fisik dan mental yang cukup. Mendaki gunung berapi sering kali menuntut kondisi fisik yang prima. Bawa juga persediaan makanan, air, dan obat-obatan yang cukup.

  6. Mengabaikan Cuaca: Cuaca di gunung bisa berubah dengan cepat dan ekstrem. Hindari pendakian jika cuaca tidak bersahabat atau ada kemungkinan hujan lebat, yang bisa menyebabkan tanah longsor atau banjir lahar dingin.

  7. Merusak Lingkungan: Jangan merusak vegetasi atau mengambil batuan atau mineral dari gunung berapi. Selain merusak lingkungan, ini bisa juga membawa risiko karena beberapa batuan mungkin mengandung bahan beracun.

  8. Berangkat Sendirian: Sebaiknya hindari mendaki sendirian. Selalu pergi dengan kelompok atau pemandu yang berpengalaman untuk memastikan keselamatan.

Dengan menghindari hal-hal tersebut, Anda dapat menikmati wisata di gunung berapi dengan lebih aman dan nyaman.

Share:

Jumat, 16 Agustus 2024

MEMASANG BENDERA MERAH-PUTIH SEPANJANG 400 M

faktayabitegalnews| *Warga Kademangan Pasang Bendera Merah Putih Sepanjang 400 Meter, Bentuk Semangat Nasionalisme*

faktayabitegalnews|Tegal, 17 Agustus 2024 - Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, warga Kampung Kademangan, Kecamatan Dukuh Turi, Kabupaten Tegal, melakukan aksi luar biasa dengan memasang bendera Merah Putih sepanjang -+400 meter. Bendera yang membentang megah ini menjadi simbol semangat nasionalisme yang berkobar di hati masyarakat setempat.

Kegiatan pemasangan bendera ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka bergotong royong, mempersiapkan dan memasang bendera yang melintasi jalan utama kampung. Kepala Desa Kademangan, Kata salah satu warga  mengatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa.

“Bendera sepanjang 400 meter ini adalah simbol persatuan dan kebanggaan kami sebagai warga negara Indonesia. Kami ingin menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan itu masih sangat kuat di Kademangan,” ujar salah satu warga Kademangan.

Aksi ini mendapat apresiasi luas dari warga sekitar dan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk meningkatkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat.
Share:

Senin, 29 Juli 2024

10 AKIBAT PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas dapat memiliki
berbagai dampak negatif yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat. Berikut adalah beberapa akibat dari pergaulan bebas:

1. Kehamilan di Luar Nikah

Salah satu akibat pergaulan bebas adalah meningkatnya risiko kehamilan di luar nikah. Hal ini dapat berdampak pada masa depan pendidikan dan karier remaja yang terlibat serta menyebabkan tekanan psikologis dan sosial.

2. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pergaulan bebas meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, gonore, sifilis, dan herpes. Penyakit-penyakit ini dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan psikologis.

3. Pengaruh Negatif terhadap Kesehatan Mental

Pergaulan bebas dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Perasaan bersalah, malu, atau tekanan dari lingkungan sosial bisa menjadi beban berat bagi individu yang terlibat.

4. Pengaruh Negatif pada Pendidikan

Remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas sering kali mengalami penurunan prestasi akademis. Mereka mungkin lebih sering bolos sekolah, kehilangan fokus dalam belajar, dan akhirnya putus sekolah.

5. Masalah Keluarga

Pergaulan bebas dapat menyebabkan konflik dalam keluarga, seperti ketegangan antara orang tua dan anak. Kehilangan kepercayaan, konflik, dan perpecahan keluarga adalah dampak yang umum terjadi.

6. Masalah Hukum

Terlibat dalam pergaulan bebas dapat membawa individu pada masalah hukum, seperti penyalahgunaan narkoba atau pelanggaran lainnya. Hukuman penjara atau denda bisa merusak masa depan individu yang terlibat.

7. Kehilangan Nilai dan Moral

Pergaulan bebas sering kali menyebabkan penurunan nilai dan moral di kalangan remaja. Norma sosial dan etika yang longgar dapat menyebabkan perilaku yang tidak bertanggung jawab dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

8. Dampak Sosial

Pergaulan bebas dapat menyebabkan stigma sosial dan diskriminasi. Individu yang terlibat mungkin dijauhi oleh teman-teman atau komunitas mereka, yang dapat berdampak pada kehidupan sosial mereka.

9. Ketergantungan dan Penyalahgunaan Zat

Pergaulan bebas sering kali disertai dengan penyalahgunaan alkohol dan narkoba. Ketergantungan pada zat-zat tersebut dapat merusak kesehatan fisik, mental, dan sosial.

10. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab

Pergaulan bebas dapat mengurangi rasa tanggung jawab individu terhadap diri sendiri dan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan perilaku tidak bertanggung jawab dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan hubungan pribadi.

Menyadari dampak negatif pergaulan bebas adalah langkah penting untuk mencegahnya. Pendidikan, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, serta dukungan dari lingkungan sosial yang sehat dapat membantu mengarahkan remaja ke jalur yang lebih positif.

Share:

Amal Tanpa Ilmu Ia Tertolak Menurut Al-Quran dan Hadits


Amal Tanpa Ilmu Ia Tertolak Menurut Al-Quran dan Hadits

Dalam perjalanan hidup seorang muslim, melakukan amal saleh adalah kewajiban yang tidak dapat dipisahkan. Kita dianjurkan untuk senantiasa berbuat baik, membantu sesama, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa tidak semua amal perbuatan kita diterima di sisi Allah? Ternyata, ada syarat penting yang harus dipenuhi agar amal ibadah kita menjadi bernilai di hadapan-Nya.

Dalam Islam, konsep "amal tanpa ilmu" merupakan salah satu hal yang sering dibahas. Amal perbuatan yang dilakukan tanpa didasari dengan ilmu pengetahuan agama yang memadai, justru dapat menyebabkan amal tersebut tertolak dan tidak diterima oleh Allah SWT. Fenomena ini penting untuk kita pahami agar kita dapat melaksanakan ibadah dan amal saleh dengan benar, sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah.

Lantas, apa sebenarnya makna dari "amal tanpa ilmu" dan mengapa ia dapat tertolak? Dalam artikel ini, kita akan mengkaji dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang konsep ini, serta memahami hikmah di baliknya.


Definisi Amal Tanpa Ilmu

Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan "amal tanpa ilmu". Secara sederhana, amal tanpa ilmu dapat diartikan sebagai perbuatan baik atau ibadah yang dilakukan tanpa didasari dengan pengetahuan agama yang memadai.

Dalam konteks ini, ilmu yang dimaksud adalah pemahaman yang benar tentang syariat Islam, baik yang bersumber dari Al-Quran, hadits, maupun penjelasan dari ulama yang terpercaya. Tanpa ilmu yang cukup, seseorang dapat melakukan suatu amal ibadah dengan cara yang salah atau tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Sebagai contoh, seorang muslim yang ingin melaksanakan shalat, tetapi ia tidak mengetahui dengan benar tata cara shalat yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Atau seorang muslim yang bersedekah, namun ia tidak memahami syarat dan etika bersedekah yang benar dalam Islam. Dalam kasus-kasus seperti ini, amal perbuatan yang dilakukan, meskipun dengan niat yang baik, dapat menjadi sia-sia dan tidak diterima oleh Allah SWT.


Dalil-dalil Tentang Amal Tanpa Ilmu yang Tertolak

Konsep "amal tanpa ilmu" yang dapat menyebabkan amal perbuatan kita tertolak memiliki dasar yang kuat dalam Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah beberapa dalil yang menjelaskan mengenai hal tersebut:


Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-An'am ayat 108:

"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."

Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa melakukan sesuatu tanpa didasari dengan pengetahuan yang benar akan menyebabkan perbuatan tersebut sia-sia dan tidak diterima di sisi-Nya. Hal ini berlaku bagi semua umat manusia, termasuk kita sebagai umat Islam.


Hadits Riwayat Imam Muslim:

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan urusan kami (agama Islam), maka amalan itu tertolak." (HR. Muslim)

 Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa amal perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, meskipun dilakukan dengan niat baik, tidak akan diterima oleh Allah SWT. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya melakukan amal ibadah sesuai dengan tuntunan agama.


Hadits Riwayat Imam Bukhari:

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan urusan kami (agama Islam), maka amalan itu tertolak." (HR. Bukhari)

Hadits ini memiliki redaksi yang sama dengan hadits sebelumnya, semakin menegaskan bahwa amal perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam akan ditolak oleh Allah SWT.

 Dari dalil-dalil di atas, kita dapat memahami bahwa melakukan amal tanpa didasari dengan ilmu pengetahuan agama yang benar dapat menyebabkan amal tersebut tertolak. Hal ini berlaku bagi segala bentuk ibadah dan amal saleh yang kita lakukan.


III. Hikmah di Balik Amal Tanpa Ilmu yang Tertolak

Setelah memahami definisi dan dalil-dalil terkait amal tanpa ilmu yang tertolak, kita dapat melihat hikmah di balik konsep ini dalam ajaran Islam. Berikut beberapa hikmah yang dapat kita petik:

Menjaga Kemurnian Agama Konsep amal tanpa ilmu yang tertolak merupakan salah satu upaya Islam untuk menjaga kemurnian agama dari praktik-praktik yang menyimpang. Dengan menetapkan syarat ilmu sebagai prasyarat utama dalam melakukan amal ibadah, Islam mencegah umatnya dari melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran yang ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Hal ini penting karena jika amal perbuatan dilakukan tanpa didasari dengan ilmu yang benar, maka akan muncul berbagai bid'ah, khurafat, dan praktik-praktik agama yang tidak sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Sunnah. Oleh karena itu, konsep amal tanpa ilmu yang tertolak menjadi benteng untuk menjaga kemurnian agama Islam.

Mendorong Umat untuk Menuntut Ilmu Dengan adanya konsep amal tanpa ilmu yang tertolak, umat Islam didorong untuk senantiasa menuntut ilmu agama, mempelajari dan memahami ajaran Islam dengan baik. Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW yang menganjurkan umat Islam untuk menuntut ilmu. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan." (HR. Ibnu Majah) Dengan memahami konsep amal tanpa ilmu yang tertolak, umat Islam akan semakin termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan agamanya, sehingga dapat melaksanakan ibadah dan amal saleh dengan benar.

Menjaga Keikhlasan dalam Beramal Selain itu, konsep amal tanpa ilmu yang tertolak juga mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga keikhlasan dalam beramal. Ketika kita melakukan suatu amal perbuatan, niat yang tulus dan ikhlas karena Allah SWT menjadi hal yang sangat penting. Namun, jika amal perbuatan kita tidak didasari dengan ilmu yang benar, maka dapat menimbulkan riya' (pamer) atau sum'ah (ingin didengar/dilihat orang lain). Hal ini dapat merusak keikhlasan dalam beramal dan menyebabkan amal tersebut tidak diterima di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, konsep amal tanpa ilmu yang tertolak mendorong kita untuk senantiasa memperbaiki niat dan menjaga keikhlasan dalam beramal, sehingga amal perbuatan kita dapat diterima oleh Allah SWT.

Mendorong Umat untuk Bersungguh-sungguh Konsep amal tanpa ilmu yang tertolak juga mendorong umat Islam untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ibadah. Ketika kita mengetahui bahwa amal perbuatan yang tidak didasari dengan ilmu akan ditolak, maka kita akan berusaha untuk melakukan amal saleh dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan tuntunan agama.

Hal ini akan mendorong kita untuk senantiasa belajar, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh. Kita tidak hanya akan melakukan amal ibadah secara asal-asalan, tetapi akan berusaha untuk melakukannya dengan penuh kesadaran, kekhusyukan, dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Dengan demikian, konsep amal tanpa ilmu yang tertolak menjadi salah satu motivasi bagi umat Islam untuk senantiasa bersungguh-sungguh dalam beramal dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.


Kesimpulan

Dalam ajaran Islam, konsep "amal tanpa ilmu" merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dipahami. Amal perbuatan, meskipun dilakukan dengan niat yang baik, namun jika tidak didasari dengan ilmu pengetahuan agama yang memadai, dapat menyebabkan amal tersebut tertolak di sisi Allah SWT.

Dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW dengan jelas menunjukkan bahwa amal perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tidak akan diterima. Hal ini mengandung hikmah yang besar, di antaranya untuk menjaga kemurnian agama, mendorong umat untuk menuntut ilmu, menjaga keikhlasan dalam beramal, serta mendorong umat untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ibadah.

Sebagai umat Islam, kita harus senantiasa berusaha untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan benar, berdasarkan ilmu pengetahuan agama yang kita miliki. Dengan begitu, amal perbuatan kita dapat diterima di sisi Allah SWT dan bernilai di akhirat kelak. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang berilmu dan beramal saleh.


dikutip dari smaamanah.sch.id

Share:

YABI PEDULI MEMPERINGATI IDUL YATAMA 1446 H


Faktayabitegalnews.com]] Desa Kambangan, minggu 28 Juli 2024 ] pukul 10:00 pagi kami dapat undangan dari pengurus YABI untuk menyaksikan jalannya Santunan dan doa bersama di Yayasan YABI dalam rangka memperingati hari IDUL YATAMA pada bulan Muharan ini 1446 H. Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas tahunan pada hari - hari besar agama islam yayasan YABI  kata ketua yayasan bapak Maskur.

Acara ini di hadiri dari perwakilan Pemerintah setempat baik dari DINSOS Kab Tegal, KAPOLSEK Lebaksiu, para Ustadz dan donatur2 rutin YABI serta masyarakat setempat, juga tamu - tamu undangan.

Dari rencana undangan yang akan di santuni yaitu  anak -anak yatim  khususnya Desa  Kambangan sebanyak 52 anak , namun yang hadir hanya 30 anak, banyak mereka yang berhalangan bisa hadir di karenakan sesuatu hal dari kepentingan keluarga juga dari kegiatan sekolah dan lingkungan.


Acara ini di isi dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian Masr Azamta juga tausyiah dari perwakilan DINSOS bapak Ali, para ustadz beliau bapak ustadz Munaseh,ustadz syehudin dan bapak ustadz Samsul Arifin dari Desa Kambangan dan ditutup doa bersama serta pembagian santunan kepada anak yatim.

Dari perwakilan DINSOS Kab Tegal bapak Ali menyampaikan akan menyalurkan banyak bantuan2 dari perintah mulai dari peralatan sekolah , sembako, dan uang saku bagi semua lembaga2 sosial di Kab Tegal yang perannya sangat membantu dalam mengsosialisasikan dana2 sosial dari pemerintah Kab Tegal yang tentunya kepada lembaga2 sosial yang sudah memenuhi syarat dalam berlembaga sosial.



Kemudian di dalam tausyiahnya bapak ustadz Samsul Arifin pun berpesan kepada anak - anak ku semua untuk senantiasa terus bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada yayasan YABI yang kehadirannya di Desa Kambangan bisa terus berkembang bermanfaat dan ikut berperan serta dalam membantu serta mendidik anak - anak yatim khususnya Desa Kambangan  menjadi anak -anak yang berguna dan berbakti pada orangtua serta masyarakat Desa Kambanagan nantinya, dan beliau selalu mengingatkan untuk menjaga jangan sampai terpengaruh dengan  pergaulan2 dengan anak - anak yang kurang baik , karena pada masa sekarang banyak anak anak yang masih usia dini yang kurangnya perhatian kedua orangtua sehingga merekan belum begitu mengerti banyak tentang cara bergaul yang baik dan menjaga perilaku di masyarakat.


Untadz Samsul Arifin pun mendukung terus perkembangan baik yayasan YABI yang peran baiknya mulai di rasakan oleh sebagian anak-anak yatim khususnya Desa Kambangan apalagi tahun ini sudah memulakan pembangunan Masjid Al-Muthmainnah di dusun Gaduhan Desa Balaradin.

Yayasan YABI mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan bantuan yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan sangat berarti bagi YABI dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. YABI percaya, melalui kontribusi yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan, kami dapat lebih maksimal dalam mewujudkan visi dan misi yayasan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi sesama kata  bapak Maskur ketua yayasan, semoga amal kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/i mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan diberikan keberkahan serta kelancaran dalam setiap langkah kehidupan.

Demikian isi dari rangkaian singkat acara santunan dan doa bersama anak yatim di Yayasan YABI dalam memperingati hari IDUL YATAMA 1446 H.
Masyarakatpun dapat mengakses dari perkembangan yayasan YABI PEDULI di webnya www.azamtabahagia.org
Share:

Jumat, 05 Juli 2024

BULAN MUHARAM IDUL YATAMA DAN AMALAN BAIKNYA

 


Muharram adalah salah satu waktu yang mulia karena merupakan bulan pembuka tahun baru dalam kalender hijriyah. Selain perayaan Tahun Baru Hijriyah pada tanggal 1 Muharram, sebagian masyarakat menganggap tanggal 10 Muharram sebagai Hari Raya atau Lebaran bagi anak yatim.

Istilah “Idul Yatama” (Hari Raya anak yatim) sebenarnya hanyalah ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim, karena pada hari itu banyak orang memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, disebutkan bahwa Umat Islam hanya memiliki dua Hari Raya, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri:

 عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَقَالَ: مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْأَضْحَى، وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Dari Anas, dia berkata: Rasulullah SAW datang ke Madinah dan orang-orang Madinah memiliki dua hari raya yang mereka merayakan dengan sukacita. Kemudian Rasulullah bertanya, ‘Apa maksud dari dua hari ini?' Mereka menjawab, ‘Sejak zaman Jahiliyah, kami biasa bersenang-senang pada dua hari ini.' Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah menggantikannya dengan dua hari raya yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri'” (HR: Abu Daud: 1134).


Momentum tanggal 10 Muharram dianggap sebagai Hari Raya anak yatim berdasarkan anjuran untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yatim pada hari itu. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai anak-anak yatim, dan beliau lebih mencintai mereka pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram). Pada hari itu, Rasulullah SAW memberikan makanan dan bantuan tidak hanya kepada anak yatim, tetapi juga kepada keluarga mereka.

Selanjutnya, dalam kitab “Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin” disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

 مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً

“Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura (tanggal 10) Muharram, maka Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 syuhada'. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, maka Allah akan meningkatkan derajatnya dengan setiap rambut yang diusapnya.”

Salah satu amalan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW saat memasuki hari Asyura pada tanggal 10 Muharram adalah memberikan bantuan kepada anak yatim. Selain memberikan bantuan kepada anak yatim, amalan lain yang sangat dianjurkan pada hari Asyura adalah mengusap kepala anak yatim sebagai tanda kasih sayang kepada mereka. Nabi juga mengajarkan kita untuk menyayangi anak yatim ketika berinteraksi dengan mereka, memeluk mereka, dan mengusap kepala mereka, karena ini dapat melembutkan hati mereka dan mengobati kekerasan hati mereka.

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺷَﻜَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺴْﻮَﺓَ ﻗَﻠْﺒِﻪِ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ: ﺇِﻥْ ﺃَﺭَﺩْﺕَ ﺗَﻠْﻴِﻴْﻦَ ﻗَﻠْﺒِﻚَ ﻓَﺄَﻃْﻌِﻢِ ﺍﻟْﻤِﺴْﻜِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻣْﺴَﺢْ ﺭَﺃْﺱَ ﺍﻟْﻴَﺘِﻴْﻢِ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seseorang yang mengeluhkan kerasnya hati kepada Rasulullah saw, lalu beliau berkata kepadanya: “Jika engkau ingin melembutkan hatimu, maka berilah makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR. Ahmad)

Baik memberikan bantuan kepada anak yatim maupun mengusap kepala mereka, keduanya adalah amalan yang dapat dilakukan pada hari Asyura, yang oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai hari raya kedua setelah Idul Adha dan Idul Fitri. Seperti yang terdapat dalam hadis sebelumnya, Rasulullah SAW melaksanakan amalan yang membahagiakan dan memberikan bantuan kepada anak yatim, bahkan menjamu mereka pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura.

Share:

6 Amalan / kebaikan Tahun Baru Islam 2024, Sambut 1 Muharram 1446 H


 1. Menghindari Kepercayaan dan Prasangka Buruk

Ustad Muhammad Abduh Tuasikal, Pimpinan Ponpes Darush Sholihin dalam laman Rumaysho menyebut bulan Muharram dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro. Bulan ini lekat juga dengan tanggapan negatif sebagian orang. Beberapa daerah punya ritual untuk menghindari kesialan, bencana, musibah dilakukan oleh mereka.

"Karena bulan ini adalah bulan sial, sebagian orang tidak mau melakukan hajatan nikah, dsb. Jika melakukan hajatan pada bulan ini bisa mendapatkan berbagai musibah, acara pernikahannya tidak lancar, mengakibatkan keluarga tidak harmonis. Ketahuilah saudaraku bahwa sikap-sikap di atas tidaklah keluar dari dua hal yaitu mencela waktu dan beranggapan sial dengan waktu tertentu. Karena ingatlah bahwa mengatakan satu waktu atau bulan tertentu adalah bulan penuh musibah dan penuh kesialan, itu sama saja dengan mencela waktu. Perlu kita ketahui bersama bahwa mencela waktu adalah kebiasaan orang-orang musyrik," tulis Ustad Muhammad Abduh.

Ustad Muhammad Abduh pun mengungkap bahwa setiap kesialan atau musibah yang menimpa, sebenarnya bukanlah disebabkan oleh waktu, orang, atau tempat tertentu. Namun, semua itu adalah ketentuan Allah Ta'ala Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Sementara Prof KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon menjelaskan bahwa salah satu hal yang perlu dilakukan dalam menyambut tahun baru Islam ialah berprasangka baik pada Allah.

"Dalam Hadits Qudsi, Allah itu senang dengan yang berprasangka baik supaya dapat kebaikan. Hari Allah semuanya baik, hari jelek hanya ada satu, yakni saat anda bermaksiat. Menikah itu hari baik, syukuran. Nggak tahu kenapa, di Jabar juga ada Bulan Kapit, di Jatim ada Bulan Suro yang dianggap malapetaka, padahal kebalikannya, yakni bulan penuh rahmat," ucap Buya Yahya.

"Dari 12 bulan Allah, empat di antaranya bulan haram salah satunya adalah Muharram, itu adalah bulan yang dimuliakan, bukan bulan petaka. Ndak ada itu, jangan dipercaya. Itu adalah suudzon pada Allah. Bulan Muharram itu justru istimewa, malah lakukan puasa. Sebaik-baik puasa setelah Bulan Ramadhan adalah di Muharram. Dulu Nabi menyuruh para sahabat berpuasa, 10 Muharram hendaknya puasa. Sunnah berpuasa di 9 atau 11 Muharram untuk membedakan hari agung kaum Yahudi. Wallahu A'lam bishawab," lanjutnya.

Bulan Muharram merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram. Allah Ta'ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At Taubah: 36)

Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya'la rahimahullah mengatakan:

"Dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan."


2. Berpuasa di Bulan Muharram

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mendorong umatnya banyak melakukan puasa pada bulan tersebut. Dari sebulan itu, puasa yang paling ditekankan untuk dilakukan adalah puasa pada hari Asyura yaitu pada tanggal 10 Muharram.

Berpuasa pada hari tersebut akan menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata:

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, "Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu."

Seperti dalam penjelasan Buya Yahya, bahwa Nabi menyuruh para sahabat berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Sunnah berpuasa di 9 atau 11 Muharram untuk membedakan hari agung kaum Yahudi.

"Intinya, kita lebih baik berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Karena dalam melakukan puasa 'Asyura ada dua tingkatan yaitu: [1] Tingkatan yang lebih sempurna adalah berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sekaligus, dan [2] Tingkatan di bawahnya adalah berpuasa pada 10 Muharram saja," tulis Ustad Muhammad Abduh.

3. Puasa Asyura dan Tasu'a

Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol adalah puasa hari 'Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, "Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162)

Namun, puasa Asyura bersifat sunnah, artinya jika tidak mampu maka tidak perlu dipaksakan untuk dilakukan. Seperti sabda Rasul berikut:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَن شَاءَ أَفْطَرَ

Artinya: "Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk berpuasa Asyura, tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, maka bagi siapa yang ingin berpuasa puasalah, dan siapa yang tidak ingin, tidak usah berpuasa" [Hadits Riwayat Bukhari 2001]

Umat muslim juga dianjurkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu'a). Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan puasa hari 'Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

Artinya: "Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani." Lantas beliau mengatakan,

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Artinya: "Apabila tiba tahun depan -insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan." Ibnu Abbas mengatakan,

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Artinya: "Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia." (HR. Muslim no. 1134)


4. Banyak Berpuasa dan Tidak Sebulan Penuh

Umat muslim dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Berpuasalah sesuai kemampuannya, dan tidak berpuasa Muharram sebulan penuh. 'Aisyah radhiyallahu 'anhu berkata:

وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ

Artinya: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Sya'ban." (HR. Muslim no. 1156).

5. Tidak Mengkhususkan Santuni Anak Yatim

Buya Yahya juga berpesan agar dalam bulan ini, umat Muslim tidak membiasakan menyantuni anak yatim khusus di Bulan Muharram. Sebab menyantuni anak yatim seharusnya dilakukan setiap saat jika mampu.

"Jangan khususkan di Bulan Muharram itu sebagai hari anak yatim. Kalau Bulan Muharram jadi gebyar untuk anak yatim boleh, tapi ya tidak hanya sekali itu setahun. Harus terus menerus, sebab Rasulullah itu dekat dan merawat anak yatim. Jadi setiap hari harusnya santuni anak yatim," pesannya.

6. Intropeksi dan Hijrah Jadi Lebih Baik

Dalam laman Kemenag, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada khotbahnya juga menyarankan agar umat Muslim memperkuat spirit hijrah dan semangat gotong royong di tahun baru Islam 1 Muharram.

Menurut Menag, tahun baru hijriah selalu mengingatkan umat Islam pada momen bersejarah hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Spirit hijrah salah satunya adalah kemampuan melakukan perpindahan, perubahan, dan adaptasi dalam merespons situasi dan kondisi.

Perpindahan bisa bermakna fisik, tapi juga bisa bermakna sikap. Misalnya, pindah dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu sikap ke sikap yang lain yang lebih baik.

tulah tadi penjelasan mengenai amalan menyambut tahun baru Islam. Di tahun ini hendaknya kita selalu mengisi dengan hal-hal yang disenangi Allah dan selalu berprasangka baik pada-Nya. Wallahualam bishawab.


dikutip dari detikjabar

Share:

Labels

Berita (11) Berita Tegal (16) Doa-doa (10) Islami (15) Kesehatan (2) Kuliner (2) Pariwisata (15) Peristiwa (3) Politik (1) Sejarah (7) Sosial (3) Speritual (6)