Desa Balaradin, yang terletak di Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Menurut penuturan para tetua desa, nama "Balaradin" berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa: "Bala" yang berarti pasukan atau teman, dan "Radin" yang berarti habis atau mati. Nama ini muncul sebagai penghormatan atas peristiwa heroik di masa lalu, di mana sekelompok pejuang kemerdekaan menjadikan wilayah yang saat itu berupa rawa-rawa sebagai markas gerilya mereka. Dalam sebuah pertempuran sengit melawan tentara kolonial Belanda, seluruh pasukan pejuang tersebut gugur. Peristiwa ini meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat setempat, sehingga wilayah tersebut kemudian dikenal sebagai "Balaradin", yang secara harfiah berarti "pasukan yang gugur".
Secara resmi, Desa Balaradin didirikan sekitar tahun 1857 pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pemimpin pertama yang diangkat adalah Rangin, yang juga dikenal sebagai H. Abdullah. Beliau memimpin desa hingga tahun 1900, kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Wirya Diwangsa, yang menjabat hingga tahun 1939. Selama periode ini, desa mengalami berbagai dinamika, termasuk pergantian pemimpin dan perubahan administratif. Salah satu pemimpin terkenal adalah Solikhan, atau H. Sama'un, yang memimpin desa melalui tiga periode pemerintahan berbeda: kolonial Belanda, pendudukan Jepang, dan awal kemerdekaan Indonesia.
Selain sejarah kepemimpinannya, Desa Balaradin juga dikenal dengan kehidupan masyarakatnya yang agraris dan religius. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, dengan profesi lain seperti buruh, wiraswasta, dan pegawai negeri sipil. Desa ini memiliki dua masjid besar, Masjid Baitussalam dan Masjid Darunnajah, serta 13 musholla yang tersebar di berbagai wilayah. Pembagian wilayah desa terdiri dari enam pedukuhan: Krajan, Dukuhsuwiyan, Dukuhduren, Makamdawa, Dukuhgowok, dan Pegaduan. Setiap pedukuhan memiliki karakteristik dan kontribusi unik dalam membentuk identitas Desa Balaradin.
Dengan sejarah yang kaya dan masyarakat yang dinamis, Desa Balaradin terus berkembang sambil menjaga nilai-nilai tradisional dan warisan leluhur yang telah membentuknya hingga saat ini.
Berikut adalah daftar nama Kepala Desa Balaradin, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, dari awal berdiri hingga saat ini:
- Rangin / H. Abdullah (1857–1900): Lurah pertama Desa Balaradin.
- Wirya Diwangsa (1900–1939): Lurah kedua.
- Adimerta / Conor (1939–1940): Lurah ketiga; diberhentikan oleh Wedono.
- Solikhan / H. Sama'un (1940–1973): Memimpin desa melalui tiga masa pemerintahan: kolonial Belanda, pendudukan Jepang, dan awal kemerdekaan Indonesia.
- Supa'at (1975–1988): Menjabat selama periode Orde Baru.
- Komarudin (1988–1993): Diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir.
- Suripno (1993–1996): Pejabat sementara (Pjs.) dari pemerintah daerah.
- Suminto Atmojo (1996–1999): Pejabat sementara (Pjs.) dari pemerintah daerah.
- Umar Usman (2018–sekarang): Kepala desa saat ini.
Perlu dicatat bahwa terdapat kekosongan data untuk periode antara 1999 hingga 2018. Informasi lebih lanjut mengenai periode tersebut mungkin tersedia melalui arsip resmi pemerintah daerah atau sumber lokal lainnya.
Sumber: Wikipedia Bahasa Indonesia
0 Comments:
Posting Komentar