Iframe sync
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 21 Februari 2025

SEJARAH DESA BALARADIN KEC LEBAKSIU

 


Desa Balaradin, yang terletak di Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Menurut penuturan para tetua desa, nama "Balaradin" berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa: "Bala" yang berarti pasukan atau teman, dan "Radin" yang berarti habis atau mati. Nama ini muncul sebagai penghormatan atas peristiwa heroik di masa lalu, di mana sekelompok pejuang kemerdekaan menjadikan wilayah yang saat itu berupa rawa-rawa sebagai markas gerilya mereka. Dalam sebuah pertempuran sengit melawan tentara kolonial Belanda, seluruh pasukan pejuang tersebut gugur. Peristiwa ini meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat setempat, sehingga wilayah tersebut kemudian dikenal sebagai "Balaradin", yang secara harfiah berarti "pasukan yang gugur". 

Secara resmi, Desa Balaradin didirikan sekitar tahun 1857 pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pemimpin pertama yang diangkat adalah Rangin, yang juga dikenal sebagai H. Abdullah. Beliau memimpin desa hingga tahun 1900, kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Wirya Diwangsa, yang menjabat hingga tahun 1939. Selama periode ini, desa mengalami berbagai dinamika, termasuk pergantian pemimpin dan perubahan administratif. Salah satu pemimpin terkenal adalah Solikhan, atau H. Sama'un, yang memimpin desa melalui tiga periode pemerintahan berbeda: kolonial Belanda, pendudukan Jepang, dan awal kemerdekaan Indonesia. 

Selain sejarah kepemimpinannya, Desa Balaradin juga dikenal dengan kehidupan masyarakatnya yang agraris dan religius. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, dengan profesi lain seperti buruh, wiraswasta, dan pegawai negeri sipil. Desa ini memiliki dua masjid besar, Masjid Baitussalam dan Masjid Darunnajah, serta 13 musholla yang tersebar di berbagai wilayah. Pembagian wilayah desa terdiri dari enam pedukuhan: Krajan, Dukuhsuwiyan, Dukuhduren, Makamdawa, Dukuhgowok, dan Pegaduan. Setiap pedukuhan memiliki karakteristik dan kontribusi unik dalam membentuk identitas Desa Balaradin. 

Dengan sejarah yang kaya dan masyarakat yang dinamis, Desa Balaradin terus berkembang sambil menjaga nilai-nilai tradisional dan warisan leluhur yang telah membentuknya hingga saat ini.

Berikut adalah daftar nama Kepala Desa Balaradin, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, dari awal berdiri hingga saat ini:

  1. Rangin / H. Abdullah (1857–1900): Lurah pertama Desa Balaradin.
  2. Wirya Diwangsa (1900–1939): Lurah kedua.
  3. Adimerta / Conor (1939–1940): Lurah ketiga; diberhentikan oleh Wedono.
  4. Solikhan / H. Sama'un (1940–1973): Memimpin desa melalui tiga masa pemerintahan: kolonial Belanda, pendudukan Jepang, dan awal kemerdekaan Indonesia.
  5. Supa'at (1975–1988): Menjabat selama periode Orde Baru.
  6. Komarudin (1988–1993): Diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir.
  7. Suripno (1993–1996): Pejabat sementara (Pjs.) dari pemerintah daerah.
  8. Suminto Atmojo (1996–1999): Pejabat sementara (Pjs.) dari pemerintah daerah.
  9. Umar Usman (2018–sekarang): Kepala desa saat ini.

Perlu dicatat bahwa terdapat kekosongan data untuk periode antara 1999 hingga 2018. Informasi lebih lanjut mengenai periode tersebut mungkin tersedia melalui arsip resmi pemerintah daerah atau sumber lokal lainnya.

Sumber: Wikipedia Bahasa Indonesia

Share:

ASAL USUL NAMA DESA KAMBANGAN KEC LEBAKSIU

 


Desa Kambangan, terletak di Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Nama "Kambangan" diyakini berasal dari kata "Ngambang". Menurut cerita, pada masa penjajahan, terjadi pembantaian massal terhadap warga pribumi, menyebabkan darah bercampur dengan air hujan dan menggenangi area tersebut. Fenomena ini membuat wilayah itu tampak "mengambang", yang kemudian menjadi asal usul nama "Kambangan". 

Desa ini resmi berdiri sekitar tahun 1928. Pada masa itu, seorang tokoh bernama Basuk, yang dikenal sebagai individu pemberani, rendah hati, arif, bijaksana, dan memiliki kesaktian, diangkat sebagai kepala desa pertama oleh Bupati Tegal. Setelah pengangkatannya, ia dikenal dengan nama "Basuksena". Kepemimpinannya meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat Kambangan. 

Sejak masa Basuksena hingga saat ini, Desa Kambangan telah dipimpin oleh beberapa kepala desa, antara lain:

  1. Basuksena (1928–1936)
  2. Santa (1937–1942)
  3. Nilla Diwangsa (1943–1947)
  4. Warmi (1948–1951)
  5. Sumaryo (1952–1953)
  6. Abdul Ghani (1954–1958)
  7. H. Abdul Mu’in (1959–1969)
  8. Tosim Rahardjo (1970–1978)
  9. H. Achmad Saerodji (1979–1999)
  10. H. Abu Nashor (2000–2007)
  11. Dasuki (2008–2013)
  12. Saiful Aminuloh (2014–2019)
  13. Imam Wahyudin (2020–sekarang)

Selain sejarah kepemimpinannya, Desa Kambangan juga dikenal dengan berbagai destinasi wisata religi dan alam, seperti Candi Depok, Candi Rasman, Blawong, Watu Jaran Legok, Makam Sombro, dan Curug Ciegong. Wilayah desa ini terbagi menjadi beberapa blok, antara lain Legok, Keponjolan, Kedadi, Karanganyar, Kamulyan, Lumbung, Gaduan, Duku Petir, dan Kemoren, yang semuanya membentuk satu kesatuan komunitas yang harmonis. 

Demikian informasi yang kami dapatkan dari perkembangan tehnologo AI

Share:

Jumat, 22 Maret 2024

Peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Ramadhan

 


Peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Ramadhan

Lailatul Qadr
Malam Ganjil Ramadhan (Di negara Arab peringatan Lailatul Qadr serempak pada malam ke-27 Ramadhan sedangkan di Indonesia malam Nuzulul Qur'an diperingati pada 17 Ramadhan
Malam mulia yang terjadi di bulan Ramahdan sebagai malam yang baik daripada seribu bulan. Peristiwa ini juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur'an. Keistimewaan malam ini diabadikan dalam Surat Al Qadr surat ke-97

Nuzulul Qur'an 17 Ramadhan
Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya Al Quran dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad untuk digunakan sebagai petunjuk bagi umat Islam
Penaklukkan (Fathu) Mekkah 20 Ramadhan 8 Hijriah
Penaklukan terbesar dalam sejarah Islam. Ini merupakan kemenangan yang telah dikabarkan penduduk langit yang kemudian membuat semua masuk ke dalam agama Allah secara berbondong-bondong.

Peristiwa Perang Badar 17 Ramadhan 2 Hijriah
Perang badar merupakan puncak pertikaian antara kaum muslimin madinah dan musyikin quraisy mekkah

Wafatnya Putri Rasulullah SAW (Sauuidina Ruwayyah) Rahamdan 2 Hijriah
Di tengah perjuangan Rasulillah dan kaum muslimin di Perang Badar, maut menjemput Ruwayyah RA di usia 22 tahun. Dalam Riwayat disebutkan menderita sakit campak.

Wafatnya Sayyidina Aisyah 17 Ramadhan 58 Hijriah
Saat Aisyah wafat, orang-orang banyak yang berdatangan mengikuti pemakamannya bahkan penduduk Awali yang berjarak cukup jauh juga ikut datang dengan suara isak tangis dan nyala obor.

Wafatnya Sayyidina Khadijah 11 Ramadhan tahun ke-10 Kenabian
Khadijah merupakan wanita pertama yang dinikahi oleh Nabi Muhammad dan beliau tidak menikah lagi kecuali setelah Khadijah wafat

faktayabitegalnews.com


Share:

Rabu, 07 Februari 2024

Sejarah Usaha Jenang Mubarok Kudus: Merajut Tradisi dan Kenikmatan Gastronomi



Sejarah Usaha Jenang Mubarok Kudus: Merajut Tradisi dan Kenikmatan Gastronomi

faktayabitegalnews.com.Jenang Mubarok Kudus merupakan salah satu ikon kuliner yang menggambarkan kelezatan tradisional Kudus, Jawa Tengah. Usaha ini tidak hanya menyediakan makanan lezat bagi masyarakat lokal, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional dalam industri makanan.

 Asal Usul Jenang Mubarok

Jenang adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari beras atau ketan yang dimasak dengan air dan gula, kemudian disajikan dengan aneka varian rasa dan tekstur. Mubarok, nama yang terpatri pada jenang ini, merujuk pada seorang tokoh yang memulai usaha jenang di Kudus pada awal abad ke-20. Awalnya, jenang Mubarok dibuat secara sederhana di rumahnya dan dijual secara langsung kepada tetangga dan warga sekitar.

Perkembangan Usaha

Seiring dengan meningkatnya permintaan dan popularitas jenang Mubarok, usaha ini berkembang pesat. Generasi berikutnya dari keluarga Mubarok memperluas jangkauan bisnis dengan membuka toko-toko jenang di berbagai lokasi di Kudus. Mereka juga mulai memproduksi jenang dalam skala yang lebih besar untuk memenuhi permintaan dari luar kota.

Keunikan Produk

Jenang Mubarok dikenal karena kualitasnya yang konsisten dan ragam rasa yang khas. Mulai dari jenang ketan hitam, jenang ketan putih, hingga jenang gula aren, setiap produk disajikan dengan cita rasa yang autentik dan tekstur yang lembut. Bahan-bahan berkualitas tinggi dipadukan dengan resep warisan keluarga yang telah terjaga selama bertahun-tahun, menciptakan pengalaman gastronomi yang tak terlupakan bagi para penggemar jenang.

Pemberdayaan Lokal

Usaha jenang Mubarok tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi bagi keluarga Mubarok, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dengan melibatkan petani dan produsen bahan baku lokal. Dengan memprioritaskan bahan-bahan lokal, usaha ini turut mendukung keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar.

Peran Jenang Mubarok dalam Budaya Lokal

Jenang Mubarok tidak hanya menjadi makanan lezat, tetapi juga menjadi bagian dari budaya dan identitas Kudus. Produk ini sering hadir dalam berbagai acara tradisional seperti pernikahan, upacara adat, dan perayaan keagamaan. Kehadirannya mengingatkan masyarakat akan nilai-nilai kebersamaan, kerukunan, dan kehangatan dalam tradisi lokal.

Masa Depan Usaha

Meskipun menghadapi tantangan dari persaingan industri makanan modern, jenang Mubarok tetap bertahan dan terus berkembang. Dengan berbagai inovasi dalam produk dan strategi pemasaran yang cerdas, usaha ini memiliki potensi untuk terus menjadi pemimpin dalam industri jenang tradisional di Indonesia.

Kesimpulan

Jenang Mubarok Kudus adalah contoh yang menginspirasi tentang bagaimana usaha kecil dapat menjadi bagian integral dari warisan budaya suatu daerah. Melalui komitmen terhadap kualitas, keberlanjutan, dan inovasi, jenang Mubarok tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menghidupkannya kembali untuk dinikmati oleh generasi masa kini dan mendatang.

Share:

Sejarah Museum Kretek Kudus: Mempertahankan Warisan Industri Tembakau


Sejarah Museum Kretek Kudus: Mempertahankan Warisan Industri Tembakau

Museum Kretek Kudus adalah salah satu institusi budaya yang mengabadikan sejarah dan warisan industri tembakau di Indonesia, khususnya kretek, rokok tradisional yang dicampur dengan cengkeh. Berdirinya museum ini merupakan hasil dari upaya pelestarian dan apresiasi terhadap industri kretek yang memiliki nilai historis dan budaya yang mendalam.

Latar Belakang Sejarah

Kudus, sebuah kota kecil yang terletak di Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai pusat produksi kretek di Indonesia. Kretek memiliki peran penting dalam sejarah ekonomi dan budaya Indonesia. Di tengah perkembangan industri tembakau modern, Kudus mempertahankan tradisi kretek sebagai bagian penting dari identitas lokalnya.

Perkembangan Industri Kretek

Industri kretek di Kudus dimulai pada akhir abad ke-19 ketika seorang pemuda bernama Haji Djamhari mengembangkan rokok kretek menggunakan tembakau, cengkeh, dan bahan tambahan lainnya. Kretek segera menjadi populer di kalangan masyarakat Jawa karena rasa dan aroma uniknya. Perkembangan industri ini turut didorong oleh faktor-faktor seperti keahlian tangan-tangan terampil dalam pembuatan rokok dan sistem perdagangan yang berkembang.

Pendirian Museum Kretek Kudus

Museum Kretek Kudus didirikan sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah dan warisan industri tembakau kretek. Dibuka pada tahun 1984, museum ini berfungsi sebagai pusat dokumentasi dan edukasi tentang proses pembuatan kretek, alat-alat tradisional yang digunakan, serta peran kretek dalam kehidupan masyarakat. Pengunjung dapat melihat koleksi berbagai jenis kretek, dari yang diproduksi secara massal hingga kretek-kretek khas yang dibuat secara tradisional oleh perajin lokal.

Peran Museum dalam Melestarikan Budaya

Museum Kretek Kudus memiliki peran yang penting dalam melestarikan budaya tembakau kretek. Selain sebagai tempat wisata edukasi, museum ini juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya, seperti seminar, lokakarya, dan pameran seni. Melalui kegiatan-kegiatan ini, museum berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan tradisi kretek dan mendorong inovasi dalam industri tembakau.

Masa Depan Museum Kretek Kudus

Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam kebiasaan merokok, Museum Kretek Kudus dihadapkan pada tantangan dalam menjaga relevansinya. Namun, dengan komitmen untuk terus mengembangkan program-program edukasi dan promosi, museum ini dapat terus berperan sebagai penjaga warisan budaya dan sejarah industri kretek di Indonesia.

Kesimpulan

Museum Kretek Kudus adalah bukti nyata akan pentingnya mempertahankan dan menghargai warisan budaya lokal. Sebagai institusi yang memadukan sejarah, seni, dan edukasi, museum ini tidak hanya menjadi tempat wisata yang menarik, tetapi juga menjadi wadah untuk mempromosikan nilai-nilai keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia yang unik.

faktayabitegalnews.com

Share:

SEJARAH SINGKAT DESA KAMBANGAN LEBAKSIU

Desa Kambangan adalah sebuah desa di kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia. Desa yang terletak sekitar 5 KM dari pusat kota Slawi ini memiliki luas wilayah 2,89 Km persegi, jumlah penduduk sekitar 9337 Jiwa dengan jumlah kepala keluarga 3.126 diakhir tahun 2021. Desa yang banyak memiliki destinasi wisata religi Seperti Candi Depok, Candi rasman, Blawong, Watu Jaran Legok, Makam Sombro, curug ciegong ini, terbagi menjadi 34 RT dan 07 RW, beberapa wilayah masih dikenal dengan sebutan blok diantaranya blok Legok di Rw 03, Keponjolan di Rw 01 , Kedadi dan Karanganyar di Rw 07, Kamulyan di Rw 02, Lumbung RW 04, Gaduan Rt 22/05, , Duku Petir, dan Kemoren di Rw 06 yang semunya merupakan satu kesatuan.

Desa kambangan adalah Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah, yang mana pada awal terbentuknya Desa Kambangan dulu merupakan wilayah hutan blantara yang penuh dengan berbagai potensi, dimungkinkan berdiri sebelum tahun 1928, akan tetapi baru ada pencatatannya kurang lebih Tahun 1928 sejak zaman penjajahan sampai dengan sekarang. Nama Desa Kambangan berasal dari kata “NGAMBANG” konon dulu pada masa penjajahan warga pribumi dibantai secara bersamaan darah berceceran tercampur air hujan. Berdasarkan cerita tersebut makasampai sekarang disebut 

DESA KAMBANGAN

Pada saat itu datanglah seseorang bernama Basuk beliau dikenal sebagai orang yang pemberani, rendah hati, arif dan bijaksana serta sakti mandraguna beliau diangkat sebagai Kepala Desa atau lurah pertama diambil dari seorang juru tulis kabupaten karena saat itu sering terjadi kerusuhan di wilayah tersebut, maka diangkatlah lurah oleh Wali Kota Tegal/Bupati dan beliau terkenal dengan nama “BASUKSENA” Masyarakat Desa Kambangan sangat bangga akan kepemimpinannya pada saat itu, kemudian agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Kambangan, basuksena mengangkat anak (pungut) bernama Sartiyah, sementara anak kandungnya sendiri tinggal di Kebagusan. Setelah selesai bertugas di Kambangan, Basuksena bersama istri kembali ke desa asalnya sampai akhir hayatnya. Saat ini Makam Basuksena dan tanah peninggalanya masih dapat disaksikan disana.

Bila dilihat dari Potensinya, selain bermatapencaharian pertanian, masyarakat Desa Kambangan juga banyak yang bermatapencaharian sebagai pedagang,  Desa Kambangan mempunyai  pusat perdagangan yang merupakan pasar krempyeng yang beroperasi dari jam 05.30 wib s/d 09.00 atau yang lebih dikenal dengan di pasar pagi lumbung, konon dulunya tempat yang menjadi lokasi utama pasar merupakan Lumbung desa pada masanya. Dan tak sedikit pula warga yang merantau di banyak kota-kota besar di Indonesia, terbanyak di Ibu Kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya,dan ada juga yang menjadi tenaga kerja di luar negeri, walaupun satu dua orang saja.  Taraf  perekonomian masyarakat  yang baik dan perkembangan ekonomi yang cukup maju di Desa Kambangan mengundang Bank BRI untuk membuka unitnya   di desa ini, maupun pengusaha dan pedagang dari luar desa, terlihat disepanjang jalan utama bermunculan ruko-ruko dengan pedagang tidak hanya dari desa Kambangan saja.

Sementara itu untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusianya , Desa Kambangan saat  ini memiliki fasilitas  pendidikan mulai dari pendidikan pra sekolah berupa 1 TK, 6 PAUD, 4 SD Negeri, 2 Madrasah Ibtidaiyah, 1 SMP Negeri, 1 MTS Swasta dan 1 SMK Swasta, 3 Pondok pesantren dengan 19 mushola dan 4 masjid, dan terdapat Puskesmas yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan berada di wilayah desa Kambangan.

dikutip dari web kambangandesa.tegakkab@gmail.com
Share:

Rabu, 17 Januari 2024

SEJARAH YAYASAN AZAMTA BAHAGIA INDONESIA ( YABI PEDULI )


faktayabitegalnews.com.Yayasan  Azamta Bahagia Indonesia Tegal berdiri pada tahun 2019. Lahirnya Yayasan Sosial Azamta Bahagia Indonesia Tegal bersama ini timbul dari umat yang memiliki rasa ke-peduli-an yang tersimpul dalam sebuah visi dan misi yang mempunyai pemikiran  yang sama untuk memberikan perhatian berupa bimbingan, kasih sayang dan pendidikan baik secara formal maupun non formal. Kita mengetahui bahwa sebagian besar hidup anak-anak yatim dan dhuafa dilingkungan mereka dapat dibilang jauh dari kata cukup  karena kehilangan sosok ayah yang menjadi tulang punggung pencari nafkah dan figure kepala keluarga dalam hidup. 
Maka dari itu dengan dibukanya dapat memposisikan diri sebagai pelita bagi anak-anak yatim dan dhuafa dengan tujuan dapat mensejahterakan mereka dengan harapan dapat membantu kelangsungan hidup dan belajarnya menggunakan system kekeluargaan disetiap kegiatannya. Hingga akhirnya pada Tanggal, 13 Agustus 2019 Yayasan Sosial Azamta Bahagia Indonesia Tegal di beri izin/ kepercayaan berupa Surat dari KEMENKUMHAM untuk membuka  Yayasan Sosial Azamta Bahagia Indonesia yang kemudian membentuk struktur kepengurusan agar penyaluran potensi yang ada lebih terarah dan tersistem.

Dalam mengembangkan kiprahnya Yayasan  Azamta Bahagia Indonesia memiliki perkembangan seiring dengan berjalannya waktu, berikut proses perkembangan dengan perjalanan sebagai berikut:



Latar Belakang

    April 2019, salah seorang pengusaha warung makan padang dan warteg
Bapak Carmudi ) yang telah sukses membangun usahanya sangat tersentuh hatinya melihat kondisi Bangsa Indonesia pada khususnya kepada anak-anak Yatim Piatu dan Dhuafa masyarakat Kab Tegal dan sekitarnya yang telah banyak di jalanan dan yang masih kurang perhatian di daerah pedesaan, bagaimana pengasuhannya atau masa depannya ,tercetuslah inspirasi yang mulia ingin membangun / mendirikan sebuah lembaga Sosial pengasuhan Panti Asuhan/ menjembatani kepada mereka yang masih banyak kurangnya perhatian kita semua, kemudian dengan dasar  jiwa yang kokoh dan iman yang kuat dan yakin serta di dukung dengan para sahabatnya dengan dasar

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”

 Ternyata Kami Tidak Sendiri
Tanpa diduga, para sahabat pengusaha warung makan padang dan juga sahabat2 yang lain ikut mendukung bagaimana membangun sebuah lembaga Sosial Panti Asuhan yang selalu berkelanjutan kepada mereka  yang awal sederhana sampai menjadi lembaga yayasan yang besar seperti ( rumah yaim,rumah zakat dan masih banyak lembaga2 yg sudah besar lainya )  
Alhamdulillah, kami tidak sendiri. Teramat banyak di sekitar kami para dermawan yang harus kita panggil atau ikut berbagi dan peduli dengan nasib anak-anak yatim piyatu ,dhuafa serta manyarakat yang kurang mampu.

Kamipun Terinspirasi

Bantuan masyarakat, kebutuhan anak-anak yatim yang makin meningkat, dan adanya permintaan dari anak-anak yatim yang lain untuk diasuh dalam asuhan kami, akhirnya memberi kami inspirasi. Kami tergerak untuk membentuk satu lembaga formal yang bisa lebih baik lagi dalam upaya memberikan asuhan bagi anak-anak yang kurang beruntung itu. Lahirlah kemudian sebuah yayasan sosial yang bertujuan menjembatani menampung dan mengasuh anak-anak Yatim Piatu dan Dhuafa yang tinggal di daerah Tegal dan sekitarnya

Terima Kasih Para Dermawan

Hari ini, 13  April 2019 berkat Rahmat dan karunia Ilahi dan dukungan serta kontribusi para dermawan di kota Tegal dan sekitarnya telah menjadi sebuah institusi sosial yang legal dan profesional yang mencoba memberikan pelayanan dan pengasuhan terbaik untuk anak-anak yatim dan dhuafa agar mereka tidak kehilangan kawalan dalam meraih masa depan yang lebih cemerlang. Kami akan selalu berupaya menjadi lembaga yang profesional dan dinamis karena kami sadar segala bentuk bantuan dan dukungan dari para dermawan adalah amanah tidak ringan yang harus kami pertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat. Penyelenggaraan Pemeriksaan oleh Tim Akuntan Publik, adalah salah satu bentuk komitmen kami dalam upaya membentuk lembaga sosial yang terpercaya.
Doa dan dukungan dari berbagai fihak sangat kami nantikan. Bersama, kita wujudkan cita-cita mereka.

Badan Hukum Yayasan ini YABI bisa di lihat klik disini

Anda bisa berdonasi /Peduli anak yatin di Yayasan ini
Rek Resmi Donasi Peduli anak Yatim Yayasan Azamta Bahaia Indonesia
Rek BRI NO : 3028-01-035567-53-5
AN Azamta Bahagia Indonesia
Rek BSI NO. 23230-02347
AN Azamta Bahagia Indonesia


Share:

Labels

Berita (11) Berita Tegal (16) Doa-doa (10) Islami (15) Kesehatan (2) Kuliner (2) Pariwisata (15) Peristiwa (3) Politik (1) Sejarah (7) Sosial (3) Speritual (6)