Iframe sync

Senin, 29 Juli 2024

10 AKIBAT PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas dapat memiliki
berbagai dampak negatif yang signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat. Berikut adalah beberapa akibat dari pergaulan bebas:

1. Kehamilan di Luar Nikah

Salah satu akibat pergaulan bebas adalah meningkatnya risiko kehamilan di luar nikah. Hal ini dapat berdampak pada masa depan pendidikan dan karier remaja yang terlibat serta menyebabkan tekanan psikologis dan sosial.

2. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pergaulan bebas meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, gonore, sifilis, dan herpes. Penyakit-penyakit ini dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan psikologis.

3. Pengaruh Negatif terhadap Kesehatan Mental

Pergaulan bebas dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Perasaan bersalah, malu, atau tekanan dari lingkungan sosial bisa menjadi beban berat bagi individu yang terlibat.

4. Pengaruh Negatif pada Pendidikan

Remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas sering kali mengalami penurunan prestasi akademis. Mereka mungkin lebih sering bolos sekolah, kehilangan fokus dalam belajar, dan akhirnya putus sekolah.

5. Masalah Keluarga

Pergaulan bebas dapat menyebabkan konflik dalam keluarga, seperti ketegangan antara orang tua dan anak. Kehilangan kepercayaan, konflik, dan perpecahan keluarga adalah dampak yang umum terjadi.

6. Masalah Hukum

Terlibat dalam pergaulan bebas dapat membawa individu pada masalah hukum, seperti penyalahgunaan narkoba atau pelanggaran lainnya. Hukuman penjara atau denda bisa merusak masa depan individu yang terlibat.

7. Kehilangan Nilai dan Moral

Pergaulan bebas sering kali menyebabkan penurunan nilai dan moral di kalangan remaja. Norma sosial dan etika yang longgar dapat menyebabkan perilaku yang tidak bertanggung jawab dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

8. Dampak Sosial

Pergaulan bebas dapat menyebabkan stigma sosial dan diskriminasi. Individu yang terlibat mungkin dijauhi oleh teman-teman atau komunitas mereka, yang dapat berdampak pada kehidupan sosial mereka.

9. Ketergantungan dan Penyalahgunaan Zat

Pergaulan bebas sering kali disertai dengan penyalahgunaan alkohol dan narkoba. Ketergantungan pada zat-zat tersebut dapat merusak kesehatan fisik, mental, dan sosial.

10. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab

Pergaulan bebas dapat mengurangi rasa tanggung jawab individu terhadap diri sendiri dan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan perilaku tidak bertanggung jawab dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan hubungan pribadi.

Menyadari dampak negatif pergaulan bebas adalah langkah penting untuk mencegahnya. Pendidikan, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, serta dukungan dari lingkungan sosial yang sehat dapat membantu mengarahkan remaja ke jalur yang lebih positif.

Share:

Amal Tanpa Ilmu Ia Tertolak Menurut Al-Quran dan Hadits


Amal Tanpa Ilmu Ia Tertolak Menurut Al-Quran dan Hadits

Dalam perjalanan hidup seorang muslim, melakukan amal saleh adalah kewajiban yang tidak dapat dipisahkan. Kita dianjurkan untuk senantiasa berbuat baik, membantu sesama, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa tidak semua amal perbuatan kita diterima di sisi Allah? Ternyata, ada syarat penting yang harus dipenuhi agar amal ibadah kita menjadi bernilai di hadapan-Nya.

Dalam Islam, konsep "amal tanpa ilmu" merupakan salah satu hal yang sering dibahas. Amal perbuatan yang dilakukan tanpa didasari dengan ilmu pengetahuan agama yang memadai, justru dapat menyebabkan amal tersebut tertolak dan tidak diterima oleh Allah SWT. Fenomena ini penting untuk kita pahami agar kita dapat melaksanakan ibadah dan amal saleh dengan benar, sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah.

Lantas, apa sebenarnya makna dari "amal tanpa ilmu" dan mengapa ia dapat tertolak? Dalam artikel ini, kita akan mengkaji dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang konsep ini, serta memahami hikmah di baliknya.


Definisi Amal Tanpa Ilmu

Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan "amal tanpa ilmu". Secara sederhana, amal tanpa ilmu dapat diartikan sebagai perbuatan baik atau ibadah yang dilakukan tanpa didasari dengan pengetahuan agama yang memadai.

Dalam konteks ini, ilmu yang dimaksud adalah pemahaman yang benar tentang syariat Islam, baik yang bersumber dari Al-Quran, hadits, maupun penjelasan dari ulama yang terpercaya. Tanpa ilmu yang cukup, seseorang dapat melakukan suatu amal ibadah dengan cara yang salah atau tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Sebagai contoh, seorang muslim yang ingin melaksanakan shalat, tetapi ia tidak mengetahui dengan benar tata cara shalat yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Atau seorang muslim yang bersedekah, namun ia tidak memahami syarat dan etika bersedekah yang benar dalam Islam. Dalam kasus-kasus seperti ini, amal perbuatan yang dilakukan, meskipun dengan niat yang baik, dapat menjadi sia-sia dan tidak diterima oleh Allah SWT.


Dalil-dalil Tentang Amal Tanpa Ilmu yang Tertolak

Konsep "amal tanpa ilmu" yang dapat menyebabkan amal perbuatan kita tertolak memiliki dasar yang kuat dalam Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah beberapa dalil yang menjelaskan mengenai hal tersebut:


Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-An'am ayat 108:

"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."

Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa melakukan sesuatu tanpa didasari dengan pengetahuan yang benar akan menyebabkan perbuatan tersebut sia-sia dan tidak diterima di sisi-Nya. Hal ini berlaku bagi semua umat manusia, termasuk kita sebagai umat Islam.


Hadits Riwayat Imam Muslim:

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan urusan kami (agama Islam), maka amalan itu tertolak." (HR. Muslim)

 Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa amal perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, meskipun dilakukan dengan niat baik, tidak akan diterima oleh Allah SWT. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya melakukan amal ibadah sesuai dengan tuntunan agama.


Hadits Riwayat Imam Bukhari:

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan urusan kami (agama Islam), maka amalan itu tertolak." (HR. Bukhari)

Hadits ini memiliki redaksi yang sama dengan hadits sebelumnya, semakin menegaskan bahwa amal perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam akan ditolak oleh Allah SWT.

 Dari dalil-dalil di atas, kita dapat memahami bahwa melakukan amal tanpa didasari dengan ilmu pengetahuan agama yang benar dapat menyebabkan amal tersebut tertolak. Hal ini berlaku bagi segala bentuk ibadah dan amal saleh yang kita lakukan.


III. Hikmah di Balik Amal Tanpa Ilmu yang Tertolak

Setelah memahami definisi dan dalil-dalil terkait amal tanpa ilmu yang tertolak, kita dapat melihat hikmah di balik konsep ini dalam ajaran Islam. Berikut beberapa hikmah yang dapat kita petik:

Menjaga Kemurnian Agama Konsep amal tanpa ilmu yang tertolak merupakan salah satu upaya Islam untuk menjaga kemurnian agama dari praktik-praktik yang menyimpang. Dengan menetapkan syarat ilmu sebagai prasyarat utama dalam melakukan amal ibadah, Islam mencegah umatnya dari melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran yang ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Hal ini penting karena jika amal perbuatan dilakukan tanpa didasari dengan ilmu yang benar, maka akan muncul berbagai bid'ah, khurafat, dan praktik-praktik agama yang tidak sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Sunnah. Oleh karena itu, konsep amal tanpa ilmu yang tertolak menjadi benteng untuk menjaga kemurnian agama Islam.

Mendorong Umat untuk Menuntut Ilmu Dengan adanya konsep amal tanpa ilmu yang tertolak, umat Islam didorong untuk senantiasa menuntut ilmu agama, mempelajari dan memahami ajaran Islam dengan baik. Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW yang menganjurkan umat Islam untuk menuntut ilmu. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan." (HR. Ibnu Majah) Dengan memahami konsep amal tanpa ilmu yang tertolak, umat Islam akan semakin termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan agamanya, sehingga dapat melaksanakan ibadah dan amal saleh dengan benar.

Menjaga Keikhlasan dalam Beramal Selain itu, konsep amal tanpa ilmu yang tertolak juga mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga keikhlasan dalam beramal. Ketika kita melakukan suatu amal perbuatan, niat yang tulus dan ikhlas karena Allah SWT menjadi hal yang sangat penting. Namun, jika amal perbuatan kita tidak didasari dengan ilmu yang benar, maka dapat menimbulkan riya' (pamer) atau sum'ah (ingin didengar/dilihat orang lain). Hal ini dapat merusak keikhlasan dalam beramal dan menyebabkan amal tersebut tidak diterima di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, konsep amal tanpa ilmu yang tertolak mendorong kita untuk senantiasa memperbaiki niat dan menjaga keikhlasan dalam beramal, sehingga amal perbuatan kita dapat diterima oleh Allah SWT.

Mendorong Umat untuk Bersungguh-sungguh Konsep amal tanpa ilmu yang tertolak juga mendorong umat Islam untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ibadah. Ketika kita mengetahui bahwa amal perbuatan yang tidak didasari dengan ilmu akan ditolak, maka kita akan berusaha untuk melakukan amal saleh dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan tuntunan agama.

Hal ini akan mendorong kita untuk senantiasa belajar, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh. Kita tidak hanya akan melakukan amal ibadah secara asal-asalan, tetapi akan berusaha untuk melakukannya dengan penuh kesadaran, kekhusyukan, dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Dengan demikian, konsep amal tanpa ilmu yang tertolak menjadi salah satu motivasi bagi umat Islam untuk senantiasa bersungguh-sungguh dalam beramal dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.


Kesimpulan

Dalam ajaran Islam, konsep "amal tanpa ilmu" merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dipahami. Amal perbuatan, meskipun dilakukan dengan niat yang baik, namun jika tidak didasari dengan ilmu pengetahuan agama yang memadai, dapat menyebabkan amal tersebut tertolak di sisi Allah SWT.

Dalil-dalil dari Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW dengan jelas menunjukkan bahwa amal perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tidak akan diterima. Hal ini mengandung hikmah yang besar, di antaranya untuk menjaga kemurnian agama, mendorong umat untuk menuntut ilmu, menjaga keikhlasan dalam beramal, serta mendorong umat untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ibadah.

Sebagai umat Islam, kita harus senantiasa berusaha untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan benar, berdasarkan ilmu pengetahuan agama yang kita miliki. Dengan begitu, amal perbuatan kita dapat diterima di sisi Allah SWT dan bernilai di akhirat kelak. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang berilmu dan beramal saleh.


dikutip dari smaamanah.sch.id

Share:

YABI PEDULI MEMPERINGATI IDUL YATAMA 1446 H


Faktayabitegalnews.com]] Desa Kambangan, minggu 28 Juli 2024 ] pukul 10:00 pagi kami dapat undangan dari pengurus YABI untuk menyaksikan jalannya Santunan dan doa bersama di Yayasan YABI dalam rangka memperingati hari IDUL YATAMA pada bulan Muharan ini 1446 H. Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas tahunan pada hari - hari besar agama islam yayasan YABI  kata ketua yayasan bapak Maskur.

Acara ini di hadiri dari perwakilan Pemerintah setempat baik dari DINSOS Kab Tegal, KAPOLSEK Lebaksiu, para Ustadz dan donatur2 rutin YABI serta masyarakat setempat, juga tamu - tamu undangan.

Dari rencana undangan yang akan di santuni yaitu  anak -anak yatim  khususnya Desa  Kambangan sebanyak 52 anak , namun yang hadir hanya 30 anak, banyak mereka yang berhalangan bisa hadir di karenakan sesuatu hal dari kepentingan keluarga juga dari kegiatan sekolah dan lingkungan.


Acara ini di isi dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian Masr Azamta juga tausyiah dari perwakilan DINSOS bapak Ali, para ustadz beliau bapak ustadz Munaseh,ustadz syehudin dan bapak ustadz Samsul Arifin dari Desa Kambangan dan ditutup doa bersama serta pembagian santunan kepada anak yatim.

Dari perwakilan DINSOS Kab Tegal bapak Ali menyampaikan akan menyalurkan banyak bantuan2 dari perintah mulai dari peralatan sekolah , sembako, dan uang saku bagi semua lembaga2 sosial di Kab Tegal yang perannya sangat membantu dalam mengsosialisasikan dana2 sosial dari pemerintah Kab Tegal yang tentunya kepada lembaga2 sosial yang sudah memenuhi syarat dalam berlembaga sosial.



Kemudian di dalam tausyiahnya bapak ustadz Samsul Arifin pun berpesan kepada anak - anak ku semua untuk senantiasa terus bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada yayasan YABI yang kehadirannya di Desa Kambangan bisa terus berkembang bermanfaat dan ikut berperan serta dalam membantu serta mendidik anak - anak yatim khususnya Desa Kambangan  menjadi anak -anak yang berguna dan berbakti pada orangtua serta masyarakat Desa Kambanagan nantinya, dan beliau selalu mengingatkan untuk menjaga jangan sampai terpengaruh dengan  pergaulan2 dengan anak - anak yang kurang baik , karena pada masa sekarang banyak anak anak yang masih usia dini yang kurangnya perhatian kedua orangtua sehingga merekan belum begitu mengerti banyak tentang cara bergaul yang baik dan menjaga perilaku di masyarakat.


Untadz Samsul Arifin pun mendukung terus perkembangan baik yayasan YABI yang peran baiknya mulai di rasakan oleh sebagian anak-anak yatim khususnya Desa Kambangan apalagi tahun ini sudah memulakan pembangunan Masjid Al-Muthmainnah di dusun Gaduhan Desa Balaradin.

Yayasan YABI mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan bantuan yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan sangat berarti bagi YABI dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. YABI percaya, melalui kontribusi yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan, kami dapat lebih maksimal dalam mewujudkan visi dan misi yayasan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi sesama kata  bapak Maskur ketua yayasan, semoga amal kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/i mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan diberikan keberkahan serta kelancaran dalam setiap langkah kehidupan.

Demikian isi dari rangkaian singkat acara santunan dan doa bersama anak yatim di Yayasan YABI dalam memperingati hari IDUL YATAMA 1446 H.
Masyarakatpun dapat mengakses dari perkembangan yayasan YABI PEDULI di webnya www.azamtabahagia.org
Share:

Jumat, 05 Juli 2024

BULAN MUHARAM IDUL YATAMA DAN AMALAN BAIKNYA

 


Muharram adalah salah satu waktu yang mulia karena merupakan bulan pembuka tahun baru dalam kalender hijriyah. Selain perayaan Tahun Baru Hijriyah pada tanggal 1 Muharram, sebagian masyarakat menganggap tanggal 10 Muharram sebagai Hari Raya atau Lebaran bagi anak yatim.

Istilah “Idul Yatama” (Hari Raya anak yatim) sebenarnya hanyalah ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim, karena pada hari itu banyak orang memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, disebutkan bahwa Umat Islam hanya memiliki dua Hari Raya, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri:

 عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَقَالَ: مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْأَضْحَى، وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Dari Anas, dia berkata: Rasulullah SAW datang ke Madinah dan orang-orang Madinah memiliki dua hari raya yang mereka merayakan dengan sukacita. Kemudian Rasulullah bertanya, ‘Apa maksud dari dua hari ini?' Mereka menjawab, ‘Sejak zaman Jahiliyah, kami biasa bersenang-senang pada dua hari ini.' Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah menggantikannya dengan dua hari raya yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri'” (HR: Abu Daud: 1134).


Momentum tanggal 10 Muharram dianggap sebagai Hari Raya anak yatim berdasarkan anjuran untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yatim pada hari itu. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai anak-anak yatim, dan beliau lebih mencintai mereka pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram). Pada hari itu, Rasulullah SAW memberikan makanan dan bantuan tidak hanya kepada anak yatim, tetapi juga kepada keluarga mereka.

Selanjutnya, dalam kitab “Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin” disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

 مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً

“Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura (tanggal 10) Muharram, maka Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 syuhada'. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, maka Allah akan meningkatkan derajatnya dengan setiap rambut yang diusapnya.”

Salah satu amalan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW saat memasuki hari Asyura pada tanggal 10 Muharram adalah memberikan bantuan kepada anak yatim. Selain memberikan bantuan kepada anak yatim, amalan lain yang sangat dianjurkan pada hari Asyura adalah mengusap kepala anak yatim sebagai tanda kasih sayang kepada mereka. Nabi juga mengajarkan kita untuk menyayangi anak yatim ketika berinteraksi dengan mereka, memeluk mereka, dan mengusap kepala mereka, karena ini dapat melembutkan hati mereka dan mengobati kekerasan hati mereka.

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﺷَﻜَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺴْﻮَﺓَ ﻗَﻠْﺒِﻪِ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ: ﺇِﻥْ ﺃَﺭَﺩْﺕَ ﺗَﻠْﻴِﻴْﻦَ ﻗَﻠْﺒِﻚَ ﻓَﺄَﻃْﻌِﻢِ ﺍﻟْﻤِﺴْﻜِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻣْﺴَﺢْ ﺭَﺃْﺱَ ﺍﻟْﻴَﺘِﻴْﻢِ

Dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seseorang yang mengeluhkan kerasnya hati kepada Rasulullah saw, lalu beliau berkata kepadanya: “Jika engkau ingin melembutkan hatimu, maka berilah makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR. Ahmad)

Baik memberikan bantuan kepada anak yatim maupun mengusap kepala mereka, keduanya adalah amalan yang dapat dilakukan pada hari Asyura, yang oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai hari raya kedua setelah Idul Adha dan Idul Fitri. Seperti yang terdapat dalam hadis sebelumnya, Rasulullah SAW melaksanakan amalan yang membahagiakan dan memberikan bantuan kepada anak yatim, bahkan menjamu mereka pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura.

Share:

6 Amalan / kebaikan Tahun Baru Islam 2024, Sambut 1 Muharram 1446 H


 1. Menghindari Kepercayaan dan Prasangka Buruk

Ustad Muhammad Abduh Tuasikal, Pimpinan Ponpes Darush Sholihin dalam laman Rumaysho menyebut bulan Muharram dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro. Bulan ini lekat juga dengan tanggapan negatif sebagian orang. Beberapa daerah punya ritual untuk menghindari kesialan, bencana, musibah dilakukan oleh mereka.

"Karena bulan ini adalah bulan sial, sebagian orang tidak mau melakukan hajatan nikah, dsb. Jika melakukan hajatan pada bulan ini bisa mendapatkan berbagai musibah, acara pernikahannya tidak lancar, mengakibatkan keluarga tidak harmonis. Ketahuilah saudaraku bahwa sikap-sikap di atas tidaklah keluar dari dua hal yaitu mencela waktu dan beranggapan sial dengan waktu tertentu. Karena ingatlah bahwa mengatakan satu waktu atau bulan tertentu adalah bulan penuh musibah dan penuh kesialan, itu sama saja dengan mencela waktu. Perlu kita ketahui bersama bahwa mencela waktu adalah kebiasaan orang-orang musyrik," tulis Ustad Muhammad Abduh.

Ustad Muhammad Abduh pun mengungkap bahwa setiap kesialan atau musibah yang menimpa, sebenarnya bukanlah disebabkan oleh waktu, orang, atau tempat tertentu. Namun, semua itu adalah ketentuan Allah Ta'ala Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Sementara Prof KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon menjelaskan bahwa salah satu hal yang perlu dilakukan dalam menyambut tahun baru Islam ialah berprasangka baik pada Allah.

"Dalam Hadits Qudsi, Allah itu senang dengan yang berprasangka baik supaya dapat kebaikan. Hari Allah semuanya baik, hari jelek hanya ada satu, yakni saat anda bermaksiat. Menikah itu hari baik, syukuran. Nggak tahu kenapa, di Jabar juga ada Bulan Kapit, di Jatim ada Bulan Suro yang dianggap malapetaka, padahal kebalikannya, yakni bulan penuh rahmat," ucap Buya Yahya.

"Dari 12 bulan Allah, empat di antaranya bulan haram salah satunya adalah Muharram, itu adalah bulan yang dimuliakan, bukan bulan petaka. Ndak ada itu, jangan dipercaya. Itu adalah suudzon pada Allah. Bulan Muharram itu justru istimewa, malah lakukan puasa. Sebaik-baik puasa setelah Bulan Ramadhan adalah di Muharram. Dulu Nabi menyuruh para sahabat berpuasa, 10 Muharram hendaknya puasa. Sunnah berpuasa di 9 atau 11 Muharram untuk membedakan hari agung kaum Yahudi. Wallahu A'lam bishawab," lanjutnya.

Bulan Muharram merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram. Allah Ta'ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At Taubah: 36)

Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya'la rahimahullah mengatakan:

"Dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan."


2. Berpuasa di Bulan Muharram

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mendorong umatnya banyak melakukan puasa pada bulan tersebut. Dari sebulan itu, puasa yang paling ditekankan untuk dilakukan adalah puasa pada hari Asyura yaitu pada tanggal 10 Muharram.

Berpuasa pada hari tersebut akan menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata:

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, "Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu."

Seperti dalam penjelasan Buya Yahya, bahwa Nabi menyuruh para sahabat berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Sunnah berpuasa di 9 atau 11 Muharram untuk membedakan hari agung kaum Yahudi.

"Intinya, kita lebih baik berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Karena dalam melakukan puasa 'Asyura ada dua tingkatan yaitu: [1] Tingkatan yang lebih sempurna adalah berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sekaligus, dan [2] Tingkatan di bawahnya adalah berpuasa pada 10 Muharram saja," tulis Ustad Muhammad Abduh.

3. Puasa Asyura dan Tasu'a

Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih afhol adalah puasa hari 'Asyura, yaitu pada 10 Muharram. Abu Qotadah Al Anshoriy berkata:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, "Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, "Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162)

Namun, puasa Asyura bersifat sunnah, artinya jika tidak mampu maka tidak perlu dipaksakan untuk dilakukan. Seperti sabda Rasul berikut:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَن شَاءَ أَفْطَرَ

Artinya: "Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk berpuasa Asyura, tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, maka bagi siapa yang ingin berpuasa puasalah, dan siapa yang tidak ingin, tidak usah berpuasa" [Hadits Riwayat Bukhari 2001]

Umat muslim juga dianjurkan berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu berpuasa pada hari kesembilan (tasu'a). Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan puasa hari 'Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

Artinya: "Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani." Lantas beliau mengatakan,

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

Artinya: "Apabila tiba tahun depan -insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan." Ibnu Abbas mengatakan,

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Artinya: "Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia." (HR. Muslim no. 1134)


4. Banyak Berpuasa dan Tidak Sebulan Penuh

Umat muslim dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Berpuasalah sesuai kemampuannya, dan tidak berpuasa Muharram sebulan penuh. 'Aisyah radhiyallahu 'anhu berkata:

وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِى شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ

Artinya: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan. Aku tidak pernah melihat beliau banyak puasa dalam sebulan selain pada bulan Sya'ban." (HR. Muslim no. 1156).

5. Tidak Mengkhususkan Santuni Anak Yatim

Buya Yahya juga berpesan agar dalam bulan ini, umat Muslim tidak membiasakan menyantuni anak yatim khusus di Bulan Muharram. Sebab menyantuni anak yatim seharusnya dilakukan setiap saat jika mampu.

"Jangan khususkan di Bulan Muharram itu sebagai hari anak yatim. Kalau Bulan Muharram jadi gebyar untuk anak yatim boleh, tapi ya tidak hanya sekali itu setahun. Harus terus menerus, sebab Rasulullah itu dekat dan merawat anak yatim. Jadi setiap hari harusnya santuni anak yatim," pesannya.

6. Intropeksi dan Hijrah Jadi Lebih Baik

Dalam laman Kemenag, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada khotbahnya juga menyarankan agar umat Muslim memperkuat spirit hijrah dan semangat gotong royong di tahun baru Islam 1 Muharram.

Menurut Menag, tahun baru hijriah selalu mengingatkan umat Islam pada momen bersejarah hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Spirit hijrah salah satunya adalah kemampuan melakukan perpindahan, perubahan, dan adaptasi dalam merespons situasi dan kondisi.

Perpindahan bisa bermakna fisik, tapi juga bisa bermakna sikap. Misalnya, pindah dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu sikap ke sikap yang lain yang lebih baik.

tulah tadi penjelasan mengenai amalan menyambut tahun baru Islam. Di tahun ini hendaknya kita selalu mengisi dengan hal-hal yang disenangi Allah dan selalu berprasangka baik pada-Nya. Wallahualam bishawab.


dikutip dari detikjabar

Share:

Rabu, 19 Juni 2024

PEMOTONGAN DAN PEMBAGIAN HEWAN KURBAN DI YABI PEDULI


Faktayabitegalnews | Selasa 18 Juni 2024| Dapat undangan untuk meliput kegiatan pemotongan dan penyaluran hewan kurban di yayasan yabi peduli, 

Pukul 08.30 Desa Kambangan tepatnya di yayasan YABI di mulakannya pemotongan hewan kurban , tahun ini yayasan YABI melakukan pemotongan hewan kurban sebanyak hanya 4 kambing yang di donasikan dari donatur YABI di Kab Tegal kata bapak Maskur ketua yayasan, yang satu kambing di dapatkan dari sahabatnya yang ada di Jakarta.

Hewan kurban tersebut nantinya akan di salurkan kepada anak anak yatim binaan YABI sebanyak 52 anak serta kaum dhuafa juga masyarakat kurang mampu di sekitar desa kambangan, pemotongan hewan kurban di lakukan oleh beliau bapak ustadz Janudin dari warga sekitar desa Kambangan.

Pukul 12.00 selesailah pemotongan hewan kurban dan kemudian banyak anak anak yatim binaan YABI yang mulai berdatangan untuk menerima santunan hewan kurban tersebut,

Bapak Maskur ketua yayasan menyampaikan kepada semua donatur dan warga desa Kambangan mengucapkan banyak banyak terimakasih atas dukungannya kepada kami ( YABI ) yang memberikan kepercayaan kepada kami untuk terus saling berbagi kepada anak yatim serta masyarakat kurang mampu , hari kurban tahun ini untuk di jadikan hikmah , kurban memberikan kesadaran kepada kita, bahwa harta yang kita miliki bukanlah mutlak milik kita, melainkan hanya titipan dari Allah SWT yang di dalamnya terdapat hak orang lain.

Selanjutnya ketua yayasan mengucapan terima kasih kami sampaikan kepada para muhsinin dan semua donatur YABI serta masyarakat desa Kambangan yang telah membantu serta berbagi kebaikan dan pahala dengan memberikan kepercayaan Yayasan Yabi Peduli untuk mengelola hewan qurbannya pada tahun ini, jazakumullah khoiron. 
Semoga Allah SWT meridhoi setiap langkah dan segala kebaikan yang kalian lakukan. Semoga amal ibadah kita diterima oleh-Nya. Terima kasih atas kebaikan dan keikhlasan kalian. Semoga kita senantiasa diberikan keberkahan dalam segala hal. Amin.
#yabipeduli #yabipeduliyatim #yabipedulidhuafa
Share:

Kamis, 16 Mei 2024

5 Hadits Keutamaan Hari Jumat


 5 Hadits Keutamaan Hari Jumat, Waktu Pelipatgandaan Pahala Sedekah

Salat Jumat, salah satu amalan di hari Jumat 

Menurut buku Rahasia & Keutamaan Hari Jumat oleh Komaruddin Ibnu Mikam, Jumat dikatakan sebagai hari rayanya umat Islam. Dahulu, orang-orang diperintahkan untuk mengadakan perkumpulan pada tiap pekan, kaum Yahudi hari Sabtu, Nasrani hari Minggu dan Islam hari Jumat.

Larangan Tinggalkan Sholat Jumat 3 Kali, Hati-Hati Ya!

Hari Jumat juga identik dengan pria muslim yang melaksanakan ibadah salat Jumat. Perintah salat Jumat tercantum dalam surah Al Jumu'ah ayat 9.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: "Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,"

5 Hadits tentang Keutamaan Hari Jumat

1. Waktu Mustajab untuk Berdoa

Keutamaan hari Jumat yang pertama yaitu tergolong sebagai waktu mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya pada hari Jumat itu terdapat saat yang tidak mendapatkannya seorang hamba muslim, sedang ia berdiri salat meminta suatu kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan memberi apa yang dimintanya," (HR Malik, Ahmad, Muslim, Nasa'i dan Ibnu Majah)

2. Dibebaskan dari Siksa Neraka

Pada hari Jumat, sebanyak 600.000 orang akan dibebaskan dari siksa neraka. Keutamaan ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas RA.

"Sesungguhnya Allah Ta'ala pada setiap hari Jumat punya enam ratus ribu orang yang dibebaskan dari neraka. Mereka semua adalah orang yang telah ditetapkan masuk neraka," (HR Abu Ya'la)

3. Hari Pengampunan Dosa

Seseorang akan dijanjikan ampunan dosa di antara dua Jumat jika membaca surah Al Kahfi, Dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat," (HR Abu Bakr bin Mardawaih)

4. Wafat Hari Jumat Disebut Khusnul Khatimah

Muslim yang meninggal pada hari Jumat maka wafatnya tergolong khusnul khatimah dan dibebaskan dari siksa kubur. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak ada seorang muslim pun (laki-laki atau perempuan, anak kecil atau pun dewasa) meninggal dunia pada hari Jumat atau pada malam Jumat. Melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur," (HR Ahmad)

5. Dilipatgandakan Pahala Sedekahnya

Jumat adalah momen yang tepat untuk bersedekah. Rasulullah SAW bahkan dalam haditsnya mengatakan sedekah di hari Jumat akan mendapat ganjaran pahala yang berlipat ganda.

Hadits tersebut bersumber dari Kitab Al Umm Juz 1 karangan Imam Syafi'i. Dalam kitab tersebut disebutkan hadits dari Abdillah bin Abi Aufa yang berbunyi sebagai berikut.

بَلَغَنَا عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى أَنَّ رَسُولَ اللهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِنِّي أُبَلَّغُ وَأَسْمَعُ قَالَ وَيُضَعَّفُ فِيهِ الصَّدَقَةُ

Artinya: Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, "Perbanyaklah membaca sholawat kepadaku di hari Jumat sesungguhnya sholawat itu tersampaikan dan aku dengar." Rasulullah bersabda, "Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan."

Dalam riwayat lain disebutkan keutamaan melakukan sedekah pada hari Jumat. Salah satunya, "Dan sedekah pada hari itu (Jumat) lebih mulia dibanding hari-hari selainnya." (HR Ibnu Khuzaimah)

Share:

Labels

Berita (11) Berita Tegal (16) Doa-doa (10) Islami (15) Kesehatan (2) Kuliner (2) Pariwisata (15) Peristiwa (3) Politik (1) Sejarah (7) Sosial (3) Speritual (6)